Arab Saudi Catat Kematian Pertama COVID-19
JEDDAH, SATUHARAPAN.COM - Otoritas kesehatan Saudi pada hari Selasa (24/3) mendesak seluruh warga untuk menghindari "bahkan pertemuan kecil" yang membuktikan bisa "sangat berbahaya" dalam menyebarkan penyakit virus corona (COVID-19).
Peringatan itu muncul ketika Kerajaan melaporkan kematian pertama terkait virus itu -seorang warga Afghanistan berusia 51 tahun di Madinah- dan 205 kasus infeksi baru, sebuah lompatan harian terbesar sejak dimulainya wabah.
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Dr. Mohammed Al-Abd Al-Aly, mendesak orang untuk tinggal di dalam rumah selama mungkin untuk membantu upaya Kerajaan dalam memperlambat penyebaran pembunuh COVID-19.
“Kami mendesak semua orang untuk menjauh dari pertemuan, apakah pertemuan ini jumlahnya terbatas atau tidak. Tentu saja, mengumpulkan dalam jumlah yang lebih besar tidak diragukan lagi sangat berbahaya, tetapi bahkan dalam jumlah terbatas di dalam rumah atau di luar rumah sangat berbahaya dan kami memperingatkan semua orang yang berkumpul,” katanya seperti dikutip Arab News.
Berbicara pada konferensi pers harian tentang krisis kesehatan, Al-Aly menunjukkan bahwa jumlah kasus infeksi yang dilaporkan di seluruh dunia masih meningkat, sama halnya dengan jumlah kematian.
Dari 205 kasus yang baru terdaftar di Arab Saudi, lebih dari setengah (119) dikaitkan dengan perjalanan dan orang-orang yang datang ke negara itu dari luar negeri, katanya, menambahkan bahwa semua individu sudah berada dalam isolasi.
"Fakta ini memberikan pentingnya langkah pencegahan dini dengan mengisolasi kasus secara sehat sejak mereka masuk ke Arab Saudi, dan dengan demikian munculnya kasus-kasus ini, dikendalikan dan dipantau secara proaktif," kata Al-Aly.
"Jumlah total yang dikonfirmasi di Arab Saudi, sejak awal pencacatan kasus, adalah 767," tambah juru bicara kementerian itu. “Sebagian besar kasus stabil dan meyakinkan. Mereka menerima perawatan kesehatan yang tepat sesuai dengan standar dan panduan pengobatan, dan tiga kasus di antaranya sangat kritis dengan satu kematian.”
Pria Afghanistan yang meninggal itu telah mengajukan permohonan perawatan kesehatan di unit gawat darurat, tetapi kondisinya sudah pada tahap lanjut dan kritis. "Kesehatannya memburuk dengan cepat, dan dia meninggal semalam," kata Al-Aly.
Namun, sembilan pasien lagi telah pulih dari infeksi COVID-19 sehingga total menjadi 28.
Dia mendesak orang-orang untuk menjaga kebersihan pribadi, seperti sering mencuci tangan, untuk tinggal di rumah selama mungkin, tidak menghadiri pertemuan atau perjumpaan, dan untuk menjauh dari siapa pun dalam isolasi kesehatan selama setidaknya 14 hari.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...