Arab Saudi Dukung Irak
Pemimpin blok politik Syiah Irak serukan pembentukan pemerintah baru yang kuat
RIYADH, SATUHARAPAN.COM-Arab Saudi menyatakan berdiri mendukung Irak menghadapi situasi krisis belakangan ini. Sementara Pemimpin blok politik Syiah di Irak menyerukan pembentukan pemerintah baru yang kuat dan menutup kantor milisi bersenjata.
Arab Saudi dan kepemimpinannya "selalu berdiri dalam persaudaraan dengan Irak dan orang-orang dikasihi, dan akan melakukan apa saja dengan kekuatannya untuk menghindarkan mereka dari bahaya perang dan konflik antara pihak-pihak luar," kata Pangeran Khalid bin Salman, Wakil Menteri Pertahanan, dalam pesan Tweeter pada hari Kamis (9/1).
Pangeran Khalid menyatakan harapannya bahwa rakyat Irak dapat menikmati kemakmuran "setelah apa yang mereka alami di masa lalu." "Setiap orang yang mencintai Irak hari ini ingin negara itu menghindari gangguan dan semua yang berdampak negatif terhadap keamanan dan stabilitasnya," katanya, seperti dikutip media setempat Al Arabiya.
Pangeran Khalid juga berharap bahwa Irak akan meningkatkan perannya di dunia Arab dan "mencapai posisi yang sesuai dengan kemampuan dan energi yang telah dikaruniakan Tuhan."
Pemerintah Yang Kuat
Sementara itu, Pemimpin politik Syiah Irak, Moqtada al-Sadr dalam pesan Tweeter pada hari Rabu (8/1) menyerukan pembentukan cepat pemerintah yang kuat dalam waktu 15 hari yang akan mengembalikan prestise dan kemerdekaan Irak.
Dia menyerukan lima kandidat dengan integritas dan pengalaman di antara mereka, seorang kandidat akhir dapat dipilih untuk membentuk pemerintahan sementara yang pada gilirannya akan mengawasi pemilihan awal.
"Cukup sudah kecerobohan dari beberapa blok politik dan cukup sudah keras kepala dari para demonstran," katanya mendesak, seperti dikutip AFP.
"Kalau tidak," kata Al-Sadr, "Irak akan hilang." Dia meminta semua faksi Irak untuk bersabar dan tidak memulai aksi militer dan untuk membungkam suara militansi dari beberapa kader mereka.
Al-Sadr merekomendasikan penutupan semua markas Pasukan Mobilisasi Populer "agar tidak menjadi target jika keputusan kami menjadi perlawanan militer dengan penjajah."
Tujuan memilih pemerintahan baru, katanya, seharusnya tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk masa depan. "Kesabaran kami hampir habis karena intervensi eksternal yang tak terhitung banyaknya yang tidak memperhitungkan kepentingan Irak," katanya.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...