Arab Saudi Konfirmasi Serangan Udara Terhadap ISIS
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Arab Saudi pada Selasa (23/9) memastikan turut ambil bagian dalam serangan udara pimpinan Amerika Serikat terhadap militan dari kelompok Islamic State (ISIS) di Suriah bersama dengan sekutu Arab lainnya.
“Saudi Royal Air Force berpartisipasi dalam operasi militer melawan ISIS di Suriah, mendukung oposisi moderat Suriah, dan sebagai bagian dari koalisi internasional,” ungkap juru bicara pemerintah, dikutip oleh kantor berita resmi SPA.
Koalisi itu, dia menambahkan, dibentuk untuk “memberantas terorisme, penyakit mematikan, dan mendukung rakyat Suriah mengembalikan keamanan, persatuan dan pembangunan di negara yang dilanda konflik ini.”
Pernyataan itu disampaikan setelah Bahrain dan Uni Emirat Arab juga mengonfirmaiskan pesawat tempur mereka dikerahkan dalam serangan udara pimpinan AS terhadap militan ISIS di Suriah semalam.
Hizbullah Mengecam
Sementara Hassan Nasrallah, kepala Gerakan Hizbullah Syiah Lebanon yang kuat, mengecam serangan-serangan pimpinan Amerika Serikat terhadap jihad di Suriah, Selasa, dan mengatakan ia tidak akan mendukung koalisi yang melayani "kepentingan Amerika".
"Kami memiliki prinsip: apakah Amerika menyerang Negara Islam, Taliban atau mantan rezim Irak, kami menentang intervensi militer AS, dan kami menentang koalisi internasional di Suriah," katanya dalam satu pidato televisi.
"Posisi kami tidak berubah ... kita menolak semua intervensi militer Amerika, apakah itu di bawah kedok internasional atau NATO," tambahnya.
Koalisi itu dirakit oleh Washington untuk mengatasi kelompok jihad Negara Islam, yang mulai melakukan serangan terhadap organisasi dan Al-Qaeda di Suriah Selasa pagi.
"Koalisi ini, seperti (Presiden AS Barack) Obama katakan dalam semua pidato-pidatonya, dimaksudkan untuk membela kepentingan Amerika," kata Nasrallah.
"Hal itu hanya terjadi ketika (jihad) mulai membahayakan mengancam kepentingan-kepentingan mereka" yang Washington tanggapi, tambahnya.
Nasrallah, yang pidatonya disiarkan oleh TV Hizbullah Al-Manar, mengatakan bahwa Lebanon seharusnya tidak menjadi bagian dari koalisi anti-jihad itu, meskipun Beirut menandatangani dengan pengelompokan tersebut pada pertemuan bulan ini di Arab Saudi.
Hizbullah adalah sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad dan telah mengirim para pejuangnya untuk mendukung rezim melawan pemberontakan yang dimulai pada 2011.
Nasrallah membela intervensi kelompok di Suriah dengan mengatakan itu adalah berperang di sana untuk mencegah kelompok jihad memasuki Lebanon, meskipun konflik telah secara teratur tumpah ke tetangga Suriah yang lebih kecil.
Suriah telah memperingatkan bahwa setiap tindakan militer yang diambil di wilayahnya tanpa koordinasi akan menjadi "agresi", tetapi pada Selasa itu mengatakan bahwa Washington telah memberitahu sebelum serangan udara dimulai. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...