Arab Saudi Tolak Partisipasi Iran di Jenewa 2

RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Arab Saudi, yang mendukung oposisi Suriah, pada Senin (20/1) menolak partisipasi Iran dalam pembicaraan damai Jenewa II kecuali Teheran mendukung upaya untuk pemerintahan transisi di Suriah yang dilanda perang saudara.

Iran tidak “secara resmi mengumumkan dan membuka perjanjiannya (untuk)... membentuk pemerintahan transisi,” tutur pernyataan seorang pejabat Saudi.

Hal ini, disertai dengan kehadiran “pasukan militer Iran yang bertempur bersama tentara rezim (Suriah)” membuat Republik Islam “tak layak untuk menghadiri” konferensi perdamaian internasional mengenai Suriah yang dimulai pada Rabu di Swiss, tambahnya.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon memicu kehebohan pada Minggu (19/1) dengan mengundang Iran ke dalam pembicaraan damai Jenewa II.

Undangan Ban muncul setelah Teheran berjanji akan memainkan “peran sangat positif dan konstruktif” dalam upayanya untuk mengakhiri perang saudara Suriah yang sudah berlangsung tiga tahun.

Dikutip dari kantor berita Iran IRNA, menurut laporan Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Morteza Sarmadi, dalam pertemuan dengan Asisten Sekjen PBB dan Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) Ertharin Cousin di Teheran pada Senin (20/1) menyatakan bahwa Iran siap untuk menggunakan semua kapasitas untuk menyelesaikan krisis Suriah dengan cara-cara politik.

Pernyataan Saudi mengenai konferensi pekan ini adalah “peran utamanya adalah untuk menerapkan Jenewa I.”

Kekuatan regional Arab Saudi dan serta negara-negara Arab lainnya dari Teluk berulang kali menyampaikan dukungan kepada pemberontak Suriah yang memerangi rezim Assad.

Kepala intelijen Arab Saudi Bandar bin Sultan pada bulan lalu mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Riyadh akan mengirim delegasi ke pertemuan tersebut, namun hanya dengan syarat oposisi diwakili Koalisi Nasional yang didukung Saudi. (AFP/IRNA)