Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 17:25 WIB | Sabtu, 04 November 2023

Argentina Kritik Israel atas Serangan di Kamp Pengungsi Jabalia

21 Warga Argentina hilang, diduga disandera kelompok Hamas.
Seseorang memegang tanda bertuliskan “Bebaskan Palestina” selama demonstrasi mendukung Palestina, di Buenos Aires, Argentina pada 25 Oktober 2023. (Foto: Reuters)

BUENO AIRES, SATUHARAPAN.COM-Argentina, rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di Amerika Latin, pada Rabu (1/11) mengutuk serangan Israel terhadap kamp pengungsi padat penduduk di Jalur Gaza sehari sebelumnya.

“Tidak ada yang membenarkan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Argentina dalam sebuah pernyataan, yang juga menyerukan pembebasan sandera Israel yang ditangkap oleh militan Hamas Palestina.

Pernyataan itu muncul sehari setelah negara tetangga Amerika Selatan, Bolivia, memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena serangan mereka di Jalur Gaza, sementara Kolombia dan Chile menarik duta besar mereka untuk negara Timur Tengah tersebut.

Israel mengkritik Bolivia, Chile dan Kolombia pada hari Rabu setelah negara-negara Amerika Selatan melakukan serangkaian langkah diplomatik untuk memprotes operasi militer Israel terhadap Hamas di Gaza.

Negara-negara Amerika Latin lainnya, termasuk Argentina dan Brasil, juga meningkatkan kritik mereka terhadap dampak operasi militer Israel terhadap warga sipil.

Israel pada hari Rabu meminta Kolombia dan Chile untuk “secara eksplisit mengutuk organisasi teroris Hamas, yang membantai dan menculik bayi, anak-anak, perempuan dan orang tua,” menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri.

Seruan tersebut muncul beberapa jam setelah Chile dan Kolombia memanggil kembali duta besar mereka untuk Israel pada hari Selasa (31/10) malam di tengah kritik atas pembunuhan warga sipil di Gaza.

“Israel mengharapkan Kolombia dan Chile mendukung hak negara demokratis untuk melindungi warga negaranya, dan menyerukan pembebasan segera semua korban penculikan, dan tidak bersekutu dengan Venezuela dan Iran dalam mendukung terorisme Hamas,” kata Kementerian Luar Negeri Israel.

Meskipun pernyataan Kementerian Luar Negeri Chile mengenai penarikan duta besarnya tidak menyebut Hamas, Presiden Gabriel Boric menyebut Hamas dalam pernyataan terpisah di X, sebelumnya Twitter, di mana ia mengatakan, “warga sipil yang tidak bersalah” adalah “korban utama Israel.”

Chile “tidak ragu-ragu dalam mengutuk serangan dan penculikan yang dilakukan oleh Hamas,” tulis Boric. “Umat manusia tidak dapat mempertahankan dirinya sendiri melalui ikatan yang tidak manusiawi.”

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, bersikap lebih blak-blakan dengan membagikan banyak pesan di media sosial yang mengecam tindakan Israel.

“Ini disebut genosida; mereka melakukannya untuk mengusir rakyat Palestina dari Gaza dan mengambil alihnya,” tulis Petro di X. “Kepala negara yang melakukan genosida adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Sebelumnya, Israel mengecam keputusan Bolivia pada hari Selasa yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, dan menyebutnya sebagai “penyerahan diri kepada terorisme dan rezim Ayatollah di Iran.”

Memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel berarti “pemerintah Bolivia bersekutu dengan organisasi teroris Hamas,” kata Kementerian Luar Negeri Israel. Bolivia sebelumnya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2009 dan melanjutkannya kembali pada tahun 2020.

Langkah diplomatik yang dilakukan ketiga negara Amerika Selatan, yang semuanya dipimpin oleh para pemimpin sayap kiri, terjadi ketika negara-negara lain di wilayah tersebut meningkatkan kritik mereka terhadap aktivitas militer Israel.

Argentina pada hari Rabu mengkritik serangan Israel di kamp pengungsi Jabaliya dan mengatakan “situasi kemanusiaan di Gaza semakin mengkhawatirkan.”

“Argentina dengan tegas mengutuk serangan teroris yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober dan mengakui hak Israel atas pertahanan sahnya. Namun, tidak ada yang bisa membenarkan pelanggaran hukum humaniter internasional dan kewajiban melindungi penduduk sipil dalam konflik bersenjata,” kata Kementerian Luar Negeri Argentina.

Terdapat 21 warga Argentina yang masih hilang dan diduga disandera oleh Hamas, menurut perkiraan Kementerian Luar Negeri, yang menyebutkan sembilan warga Argentina tewas dalam konflik tersebut.

Simon Wiesenthal Center, sebuah organisasi hak asasi manusia Yahudi, mengkritik Bolivia, Chile dan Kolombia atas tindakan diplomatik mereka.

“Aliansi Bolivia dengan Iran semakin jelas setiap hari mengingat perpecahan tersebut bukan karena kepentingan nyata rakyat Bolivia,” kataAriel Gelblung, direktur pusat tersebut untuk Amerika Latin, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Pusat tersebut menggambarkan keputusan pemerintah Kolombia dan Chile untuk memanggil kembali duta besar mereka pada hari Selasa malam sebagai “tindakan yang terkoordinasi dengan jelas.”

“Kedua pemimpin selalu bermusuhan terhadap Israel, dan keduanya memiliki sejarah perselisihan diplomatik dengan perwakilan Negara Yahudi,” kata Simon Wiesenthal Center. (AP/Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home