Argentina vs Jerman: Terciptanya Sejarah Baru
SATUHARAPAN.COM - Dalam berbagai ajang kedua kesebelasan telah bertemu sebanyak 20 kali dimana Argentina memenangi sembilan laga, empat kali seri dan selebihnya dimenangi Jerman (termasuk saat masih bernama Jerman Barat).
Di ajang piala dunia sendiri keduanya sudah bertemu sebanyak enam kali laga dimana Argentina memenangi pada laga final Piala Dunia 1986 dengan skor 3-2. Hasil seri didapat kedua kesebelasan pada Piala Dunia 1966 dengan skor 0-0. Selebihnya, Jerman memenangi pada Piala Dunia 1958, Piala Dunia 1990, Piala Dunia 2006, dan Piala Dunia 2010.
Perjumpaan kedua kesebelasan selalu menawarkan tensi yang tinggi baik sebelum maupun selama pertandingan. Deretan angka perjumpaan kedua kesebelasan jarang menjadi beban bagi keduanya. Kedua kesebelasan selalu memandang optimis laga yang dihadapi, sehingga perjumpaan keduanya selalu ditunggu-tunggu penonton sepakbola di dunia sebagaimana pertandingan klasik lainnya, semisal Inggris vs Jerman, ataupun Argentina vs Belanda.
Dari pertemuan di ajang piala dunia, keduanya telah berbagi tropi piala dunia: Argentina pada tahun 1986, dan Jerman pada tahun 1990. Dan menariknya, keduanya bertemu pada partai puncak di kedua piala dunia itu secara berturut-turut. Pada Piala Dunia 2014 keduanya akan mempertaruhkan gengsi untuk mencatatkan sejarah baru sebagai yang terbaik di dunia dalam partai puncak Piala Dunia 2014 di Estadio Maracana, Rio de Janeiro Minggu (13/7).
Kedua kesebelasan datang ke Piala Dunia 2014 dengan komposisi pemain yang tidak berbeda jauh dengan tim piala dunia 2010. Yang agak membedakan, Jerman datang dengan tim yang lebih matang dibanding empat tahun lalu, sementara masa keemasan Argentina sebenarnya justru pada empat tahun lalu. Rata-rata usia pemain Jerman saat ini 26,3 tahun lebih muda dibanding Argentina yang 29,2 tahun.
Rata-rata usia pemain memang tidak terlalu berpengaruh pada stamina tim untuk turnamen sekelas piala dunia, namun tingkat kematangan psikologis usia pemain sepakbola terlebih pada piala dunia biasanya berada pada kisaran 24-26 tahun. Pada titik ini, Jerman lebih unggul dibanding Argentina.
Jika melihat pertandingan terakhir Argentina menghadapi Belanda, ada trend yang signifikan dalam pertahanan Argentina. Argentina telah menjelma menjadi salah satu tim dengan pertahanan terbaik sepanjang penyelenggaraan piala dunia 2014. Gelandang Belanda tidak mampu menerobos pertahanan yang digalang Mascherano dengan mematikan peran van Persie.
Demichelis-lah orang yang paling berperan mematikan aliran bola dari Sneijder ke penyerang Belanda. Jika Demichelis mampu bermain konsisten, gelandang Jerman pada final piala dunia 2014 akan menemui batu karang terlebih pengalaman Demichelis saat merumput di Bundesliga akan banyak membantu mengurai strategi Jerman. Lapangan tengah menyisakan celah dengan tidak bisa tampilnya Di Maria secara optimal akibat lilitan cedera.
Ini menjadi kerugian besar bagi Argentina, karena serangan akan terpusat pada Messi. Keberadaan Di Maria akan memudahkan Messi untuk beroperasi sebagai pemain yang tanpa posisi, inilah kekuatan Messi sesungguhnya: bergerak bebas dari sisi-sisi yang tak terduga. Keterbatasan gerak Messi akan berpengaruh pada kreativitas penyerang Argentina dalam membobol gawang lawan. Sejauh ini, gol-gol yang tercipta dari kaki Higuain dkk, lebih banyak berawal dari kreativitas Messi dalam memberikan assis ataupun membuka celah pertahanan lawan.
Kemenangan 7-1 atas Brasil di semi final hanya akan menjadi catatan biasa dalam penyelenggaraan Piala Dunia, jika dengan komposisi terbaik yang dimiliki saat ini Jerman gagal mentransformasikan dalam sebuah kemenangan di partai final Piala Dunia 2014. Komposisi pemain yang dimiliki Jerman saat ini memungkin mereka memainkan formasi idealnya: 3-5-2 saat menyerang serta menjadi 5-3-2 disaat mendapatkan serangan balik dari lawan, tanpa mengurangi kemampuan pada semua lini.
Di belakang duet Hummels dan Howedes sejauh ini telah mampu mengamankan wilayahnya dengan baik, sehingga Lahm dan Boateng pun kerap membantu serangan lewat sayap. Setidaknya saat ini ada dua pemain tengah yang mampu bermain baik sebagai libero: Khedira dan Scweinsteiger, meskipun Schweinsteiger lebih banyak menyusun serangan.
Dan yang perlu menjadi catatan, kemampuan Neuer di bawah mistar gawang diluar dugaan ternyata mampu menjadi 'libero' yang efektif bagi Jerman. Jika Neuer tidak keasikan dengan peran 'baru'nya, tentu ini sebuah keuntungan bagi Jerman.
Di luar kedua libero ini, Jerman dipenuhi pemain tengah dengan kemampuan dan determinasi yang hampir sama dalam bertahan-menyerang: Kroos-Gotze-Ozil-Muller. Dan di depan, dalam piala dunia kali ini Schurle telah menjelma menjadi penyerang yang mematikan. Schurle memiliki semua syarat untuk meneruskan kejayaan penyerang Jerman di masa datang: kuat dalam bola-bola bawah, akurasi tendangan, duel udara, ketenangan, serta tidak mudah menyerah.
Motivasi memenangkan pertandingan, inilah yang akan menjadi kunci kedua tim. Meskipun kedua kesebelasan akan bermain bebas sejak awal, mereka akan bermain sehati-hati mungkin agar tidak membuat kesalahan sekecil apapun. Dibanding Argentina, Jerman menanggung beban lebih berat akibat kemenangan yang fantastis di semi final. Setelah mengalahkan Brasil dengan skor telak 7-1, tentu ekspektasi pendukung Jerman maupun khalayak penonton piala dunia di se-antero dunia akan disuguhi permainan serupa di partai puncak. Ini akan menambah tekanan bagi Jerman, jika pasukan Loew tidak bisa secepatnya bermain lepas.
Perlu diingat, yang dihadapi Jerman adalah Argentina yang telah membuktikan diri mampu menahan Belanda yang tampil impresif sepanjang Piala Dunia 2014.
Jerman akan mengambil momen terbaik dengan tim terbaik untuk membuat sejarah sebagai tim eropa pertama yang menjuarai piala dunia di benua Amerika. Lebih dari itu, Jerman tentu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan meraih tropi piala dunia, di saat mereka memiliki semua syarat itu. Tim yang dibangun Loew (bersama Klinsmann) saat ini pada puncak performanya. Kesempatan ini bisa jadi tidak akan datang empat tahun lagi. Bagi Muller. Bagi Khedira. Bagi Loew. Terlebih bagi Jerman, inilah saat terbaik.
Di sisi lain, Argentina tentu akan berjuang mati-matian meraih kemenangan. Meraih tropi piala dunia di Brasil bukan sekedar meraih tropi juara untuk ketiga kalinya. Meraih piala di Brasil merupakan sebuah prestise tersendiri untuk menasbihkan diri sebagai yang terbaik di daratan Amerika latin, terlebih lagi ini tropi piala dunia. Mungkin ini akan menjadi satu-satunya kesempatan bagi Argentina: meraih tropi Piala Dunia sebagai puncak prestasi sepakbola se jagad di negeri sepakbola. Sebuah kehormatan, sebuah kebanggaan yang tidak akan ternilai bagi Argentina, bahkan seorang Maradona pun tidak pernah bisa meraihnya, seandainya hal ini bisa terwujud. Sebuah prestise di tanah Brasil.
Yang bermain dengan disiplin tinggi, motivasi tinggi, determinasi tinggi, serta mampu mentransformasikan permainan di lapangan menjadi sebuah kemenangan, layak mengangkat tinggi tropi Piala Dunia 2014. Tim manapun itu. Di Piala Dunia 2014 akan tercipta sejarah baru: siapapun juaranya.
Perkiraan susunan pemain:
Argentina: Romero (gk), Zabaleta, Garay, Fernandez, Rojo, Gago, Mascherano, Di Maria, Lavezzi, Messi, Higuain
Jerman: Neuer (gk), Lahm, Boateng, Mertesacker, Hummels, Höwedes, Kroos, Göetze, Khedira, Özil, Müller.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...