Arkeolog RRT Temukan Harta di Dasar Sungai
CHENGDU, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 10.000 lempeng emas dan perak ditemukan di dasar sungai di Sichuan, barat daya Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Benda-benda yang diperkirakan berusia lebih dari 300 tahun itu ditemukan sekelompok arkeolog.
Direktur Peninggalan Budaya provinsi Sichuan dari Archaeology Research Institute, Gao Dalun mengatakan, menurut Xinhua, hari Senin (20/3), sejumlah benda yang berada di dasar sungai antara lain terbuat dari emas, perak, dan perunggu. Benda-benda tersebut berupa perhiasan, dan sejumlah benda yang terbuat dari besi, pedang, pisau, dan tombak.
Gao Dalun menambahkan motif yang terpahat atau terpatri dalam setiap perkakas tersebut masih jelas terlihat, dan pola yang nampak di setiap perhiasan tersebut seolah-olah merupakan pekerjaan seorang yang sudah ahli.
Situs arkeologis penemuan harta karun itu terletak di persimpangan Sungai Minjiang, dan Sungai Jinjiang adalah 50 kilometer jauhnya selatan dari Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan.
Menurut sejarah, seperti dikutip Xinhua, pada tahun 1646, pemimpin pemberontak dari kelompok petani, Zhang Xianzhong mengalami kekalahan di daerah itu, ketika diserang sejumlah tentara Dinasti Ming.
Dalam tragedi tersebut sekitar 1.000 kapal, yang sarat dengan uang dan barang-barang berharga, tenggelam saat pertempuran terjadi.
“Benda-benda yang berjatuhan membantu arkeolog untuk mengidentifikasi area tempat terjadinya pertempuran, dan pertempuran tersebut merupakan bukti dari peristiwa sejarah ini,” kata arkeolog Tiongkok, Wang Wei.
Provinsi Sichuan meluncurkan proyek ekskavasi (penggalian) ketika musim kemarau tiba. Para arkeolog menggunakan sejumlah pompa air untuk mengalirkan air dari tempat yang jauh saat melakukan penggalian pada malam hari.
Sementara itu, arkeolog dari Beijing University, Li Boqian mengatakan penemuan tersebut merupakan penemuan yang sangat berharga bagi ilmu pengetahuan, sejarah, dan seni.
“Penemuan tersebut merupakan hal yang penting untuk melihat kehidupan politik, ekonomi, militer dan sosial dari Dinasti Ming," kata Li Boqian.
Dia mengatakan penggalian akan berlangsung hingga April mendatang, dan para arkeolog mengharapkan mendapat lebih banyak benda bersejarah.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...