Arkeolog Temukan Bukti Baru Yerusalem Ibukota Israel
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Arkeolog Israel menemukan cap stempel Gubernur Yerusalem yang diperkirakan berusia 2.700 tahun. Para arkeolog meyakini cap stempel ini merupakan bagian dari kisah yang diceritakan di Alkitab, yang selama ini belum pernah terungkap.
Bagi beberapa kalangan, ini juga dapat menjadi pendukung bagi pengakuan bahwa orang Israel telah 3.000 tahun bermukim di Yerusalem.
Menurut Ororitas Kepurbakalaan Israel, artefak tersebut ditulis dengan huruf Ibrani kuno, sebagai "milik gubernur kota." Kemungkinan cap tersebut terikat pada sebuah kiriman yang diperkirakan merupakan suvenir atas nama gubernur, posisi lokal paling tinggi yang ada di Yerusalem pada saat itu.
Cap stempel tersebut yang seukuran koin kecil, menggambarkan dua pria berdiri, saling berhadapan dengan cara seperti bercermin. Mereka mengenakan pakaian bergaris yang sampai ke lutut.
Artefak itu ditemukan di dekat alun-alun Tembok Barat Yudaisme di Kota Tua Yerusalem.
"Ini mendukung cerita Alkitabiah tentang keberadaan gubernur kota di Yerusalem 2.700 tahun yang lalu," sebuah pernyataan Otorita Kepurbakalaan Israel, mengutip penjelasan ekskavator, Dr Shlomit Weksler-Bdolah yang disiarkan oleh sejumlah media Israel dan dikutip kembali oleh ABC News, 2 Januari 2018.
Ini adalah pertama kalinya sebuah cap stempel seperti itu ditemukan "ditulis dengan nama sebuah posisi, gubernur kota Yerusalem, sementara sampai sekarang kami hanya mengetahuinya dari Alkitab," katanya.
Dia mengatakan gubernur Yerusalem disebutkan dua kali di dalam Alkitab, "tapi kita tidak pernah menemukan (buktinya) dalam penggalian arkeologi, jadi ini sangat penting".
Gubernur Yerusalem, yang ditunjuk oleh raja, disebutkan dua kali di dalam Alkitab, yakni di 2 Raja-raja, yang menunjuk pada Yosua sebagai pemegang jabatan tersebut, dan dalam 2 Tawarikh, yang menyebutkan Masseiah menduduki jabatan tersebut pada masa pemerintahan Yosia.
Pengumuman Otoritas Kepurbakalaan Israel muncul beberapa minggu setelah Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, sebuah keputusan yang membatalkan kebijakan puluhan tahun mengenai status kota tersebut dan menimbulkan protes Palestina dan kekhawatiran internasional.
Weksler Bdolah tidak secara langsung mengatakan bahwa temuan arkeologis ini merupakan bukti bahwa Yerusalem sebagai ibukota Israel. Namun, penjelasannya mengisyaratkan hal itu, ketika ia menekankan bahwa cap stempel itu menunjukkan bahwa Yerusalem menjadi tempat bermukim pejabat tertinggi (gubernur) selama periode Bait Allah pertama.
"Kemungkinan salah satu bangunan di penggalian kami adalah tujuan transportasi ini yang dikirim oleh gubernur kota," kata dia, dikutip dari The Jerusalem Post.
"Temuan cap stempel mendukung asumsi bahwa daerah ini, yang terletak di lereng barat bukit Yerusalem kuno, sekitar 100 meter di sebelah barat Bait Suci, dihuni oleh pejabat tinggi selama periode Bait Allah pertama. "
Weksler-Bdolah menambahkan bahwa ini adalah pertama kalinya cap stempel ditemukan di penggalian resmi.
Walikota Yerusalem, Nir Barkat, mengatakan bahwa penemuan tersebut merupakan bukti kuat adanya tiga ribu tahun kehadiran orang Yahudi di ibukota tersebut.
"Ini menunjukkan bahwa sudah 2.700 tahun yang lalu, Yerusalem, ibu kota Israel, adalah kota yang kuat dan sebagai pusat," katanya. "Yerusalem adalah salah satu ibu kota paling kuno di dunia, yang terus-menerus dihuni oleh orang-orang Yahudi selama lebih dari 3.000 tahun."
Barkat melanjutkan, "Hari ini, kami memiliki hak istimewa untuk menjumpai satu lagi rantai panjang orang dan pemimpin yang membangun dan mengembangkan kota ini. Kami bersyukur bisa tinggal di sebuah kota dengan masa lalu yang begitu indah, dan diwajibkan untuk memastikan kekuatannya bagi generasi yang akan datang, seperti yang kita lakukan setiap hari. "
Editor : Eben E. Siadari
Lebanon Usir Pulang 70 Perwira dan Tentara ke Suriah
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Lebanon mengusir sekitar 70 perwira dan tentara Suriah pada hari Sabtu (27/1...