Armenia, Alternatif Ziarah Selain Tanah Suci Palestina-Israel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Managing Director Gracia Tour & Travel, Hermawan Sulistyo (Ewan) mengatakan kedutaan besar Armenia yang baru dibuka pada sekitar bulan Januari 2014 ini, hendak mempromosikan tempat wisata rohani di negaranya.
“Ada satu penerbangan yang baru menyediakan penerbangan ke Armenia, yaitu ke Abu Dhabi terlebih dahulu, lalu ke Yerevan–ibu kota Armenia,” ucap Ewan dalam Press Conference di Gracia Tour & Travel, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (5/8). Pada kesempatan tersebut turut dihadiri Anggota Dewan Kota Bethlehem, Palestina, Maher Canawati dalam rangka memberikan informasi tentang bagaimana kondisi Palestina sekarang untuk wisata rohani ke tanah suci.
Kemudian Ewan menjelaskan, Kekristenan Armenia punya sejarah yang lebih awal dari Kekristenan Romawi–bangsa yang menguasai Armenia. Tahun 301 Armenia sudah mengakui Kristen sebagai agama negara, dan Bapak gereja utamanya bernama Gregorius. Lambang Kristen di Armenia sebelum adanya Salib adalah ikan–di tengahnya bintang Daud–di atasnya menorah. Orang Kristen di Armenia sebelumnya disebut pengikut Yesus. Kemudian orang-orang Kristen itu berkembang menjadi masyarakat dan bergabung menjadi sebuah negara yang disebut Armenia sekarang.
Selama ini banyak orang berziarah ke tanah suci di Palestina atau Israel. Maka, sebagian perlu ada sesuatu yang baru, destinasi baru, yang tujuannya punya nuansa Kekristenan. Akan tetapi mengapa Armenia?
Alasannya pertama, Armenia punya alam yang indah. Kedua budaya atau kesenian tradisional mereka yang bisa kita saksikan. Ketiga, banyak bangunan tua bersejarah yang arsitektur sangat indah. Keempat, mayoritas penduduknya Kristen, sehingga, banyak bangunan gereja yang meskipun sudah tua namun mereka rawat dan dipelihara dengan sangat baik, dan ini layak untuk dikunjungi.
Tempat-tempat yang dimaksud, beberapa diantaranya diuraikan Ewan, antara lain sebagai berikut.
1. Geghard Monastery (Biara geghard), di mana suatu gunung batu yang digali, kemudian di bawahnya dibangun ruangan-ruangan yang dijadikan gereja untuk tempat ibadah, sedangkan batu-batuan di depannya dijadikan tembok dan pagar.
2. Sama seperti di Israel yang memiliki Danau Galilea (makanan khasnya adalah ikan petrus), di Armenia ada Danau Sevan, yang sangat terkenal dengan ikan trout-nya, bahkan sampai diekspor ke Eropa sampai sekarang.
3. Kalau agama Katolik ada Vatikan, di Yerevan ada Etchmiadzin, yaitu suatu kompleks di mana ada tempat tinggal catholicosate, gereja katedral, ada museum, ada kuil Garni yang sebelum masuk Kristen digunakan untuk menyembah berhala, dan bangunan rohani lainnya.
4. Di selatan Yerevan, tepatnya di tenggara, ada tempat bernama Tatev yang terdapat biara, dan untuk mencapai biara tersebut peziarah harus naik cable car yang panjangnya 5,7 km, terpanjang di dunia.
5. Di dekat Tatev ada satu tempat beranama Dilijan, di mana alamnya sangat indah, hampir mirip Swiss, sehingga disebut The Little Switzerland of Armenia.
“Untuk pertama kalinya kami mau mencoba untuk mengkombinasikan perjalanan, yang biasanya kami bikin Mesir-Israel-Palestina-Yordania, Israel-Turki, atau Israel-Eropa. Pada Desember nantinya, akan dibuat grup kombinasi perjalanan Israel-Armenia,” urai Ewan.
Armenia merupakan negara kecil yang letak geografisnya di antara Asia Barat dan Timur Eropa. Penduduknya hanya 3 juta jiwa, bahkan masih lebih banyak penduduk di Jakarta–yang memiliki 10 juta jiwa. Di Yerevan penduduknya hanya sekitar 1,2 juta jiwa. Turis-turis yang datang kebanyakan dari Eropa, Amerika Serikat, sedangkan dari Asia sangat sedikit sekali, yang cukup banyak hanya dari Jepang.
Di Yerevan juga belum ada kedutaan besar Indonesia, dan orang Indonesia yang datang ke sana, dikatakan Ewan kemungkinan ada, tapi masih sangat sedikit sekali, karena wisata ke Armenia belum poluler bagi masyarakat Indonesia.
Editor : Bayu Probo
Uskup Suharyo: Semua Agama Ajarkan Kemanusiaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan ap...