Armenia dan Azerbaijan Sepakat Menuju Normalisasi Hubungan
YEREVAN, SATUHARAPAN.COM-Armenia dan Azerbaijan telah sepakat untuk mengambil langkah-langkah menuju normalisasi hubungan dan pertukaran tawanan perang, demikian pernyataan bersama kedua negara pada hari Kamis (7/12).
Negara-negara tetangga Kaukasus ini telah terlibat dalam konflik selama puluhan tahun terkait wilayah Nagorno-Karabakh, yang direbut kembali oleh Azerbaijan setelah serangan kilat terhadap separatis Armenia pada bulan September.
Kedua negara mengatakan perjanjian damai bisa ditandatangani pada akhir tahun ini, namun perundingan perdamaian, yang dimediasi secara terpisah oleh Uni Eropa, Amerika Serikat dan Rusia, hanya menunjukkan sedikit kemajuan.
Pada hari Kamis, kedua belah pihak sepakat “untuk mengambil langkah nyata yang bertujuan membangun kepercayaan” dan menegaskan kembali “niat mereka untuk menormalisasi hubungan dan menandatangani perjanjian perdamaian”, kata pernyataan itu.
Baku akan membebaskan 32 tawanan perang Armenia, sementara Yerevan akan membebaskan dua prajurit Azerbaijan, tambahnya.
Kedua negara mengatakan mereka “akan terus mendiskusikan langkah-langkah tambahan untuk membangun kepercayaan yang akan diambil dalam waktu dekat dan menyerukan komunitas internasional untuk mendukung upaya mereka.”
Kesepakatan tersebut dicapai dalam pembicaraan antara kantor Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, dan pemerintahan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev.
Kementerian Luar Negeri Armenia mengatakan Yerevan “merespons positif tawaran Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, untuk menyelenggarakan pertemuan Menteri Luar Negeri Armenia dan Azerbaijan di Washington.”
Aliyev mengirim pasukan ke Karabakh pada 19 September, dan setelah satu hari pertempuran, pasukan separatis Armenia yang telah menguasai wilayah sengketa selama tiga dekade meletakkan senjata dan setuju untuk berintegrasi kembali dengan Baku.
Kemenangan Azerbaijan menandai berakhirnya sengketa wilayah, yang menyebabkan Azerbaijan dan Armenia terlibat dalam dua perang, pada tahun 2020 dan 1990-an, yang telah merenggut puluhan ribu nyawa dari kedua belah pihak. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...