Armenia Peringati 100 Tahun Genosida Oleh Kekaisaran Ottoman
YEREVAN, SATUHARAPAN.COM – Hari Jumat (24/4) ini warga Armenia di seluruh dunia menyelenggarakan peringatan seabad (100 tahun) genosida warga Armenia oleh Kekaisaran Otoman yang dimulai April 1915, dan banyak disebut sebagai genosida pertama abad ke-20.
Genosida itu terjadi di bawah instruksi penguasa Ottoman Turki dan kemudian mendeportasi dan membantai secara massal warga Armenia di Ottoman Turki mulai 24 April 1915. Sejumlah negara telah mengakui hal itu sebagai genosida (pembasmian etnis), meskipun Turki yang mengakui pembantaian itu, menolak mengakui sebagai genosida.
Peringatan seabad Genosida Armenia diselenggarakn hampir di seluruh dunia di mana ada komunitas Armenia. Di Armenia, peringatan divokuskan di Yerevan, ibu kota negara itu, dan dihadiri sejumlah kepala negara termasuk Presiden Prancis, François Hollande, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, serta sejumlah pejabat negara dari negara lain, seperti dilaporkan media Armenia, New Am.
Disebutkan bahwa selama Perang Dunia Pertama, pemerintah Turki menuduh warga Armenia bersimpati dengan Rusia dan menggunakan tuduhan itu sebagai alasan untuk menyatakan seluruh penduduk Armenia sebagai musuh mereka.
Peristiwa pembantaian itu dimulai pada 24 April 1915 dan berlangsung hingga 1923. Peristiwa ini dicatat banyak sejarawan sebagai pembunuhan massal yang didukung negara, dan disebut sebagai genosida. Armenia menyatakan bahwa jumlah korban tewas melebihi 1,5 juta orang yang merupakan setengah dari semua orang Armenia pada kurun pergantian abad terakhir.
Fakta tentang Genosida Armenia telah secara resmi diakui oleh banyak negara. Pengakuan pertama pada tahun 1965 oleh Uruguay. Genosida Armenia di Turki juga diakui oleh Rusia, Prancis, Italia, Jerman, Belanda, Belgia, Polandia, Lithuania, Slovakia, Swiss, Swedia, Yunani, Siprus, Lebanon, Kanada, Venezuela, Argentina, dan 42 negara bagian Amerika Serikat, meskipun pemerintah federal belum menyebutnya. Genosida Armenia ini juga diakui oleh Vatikan, Parlemen Eropa, dan Dewan Gereja Dunia. Belakangan Parlemen Austria mengakui sebagai genosida.
Meskipun Presiden Amerika Serikat, Barack Obama tak mau menyebut genosida, warga Armenia di berbagai kota AS juga ikut menyampaikan pesan tentang genosida itu. (Foto: dari News Am)
Pernyataan PBB
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Ban Ki-moon mengatakan bahwa tanggal 24 April diperingati terkait tragedi 1915. Namun seperti diungkapkan juru bicara Sekjen, Stéphane Dujarric, hari Rabu (22/4) di Washington, menyadari sensitifitas terkait karakterisasi apa yang terjadi pada tahun 1915.’’
Ban mengatakan bahwa, ‘’... kita harus memperkuat tekad kolektif untuk mencegah kejahatan dan kekejaman serupa terjadi di masa depan. PBB tetap berkomitmen untuk memperkuat kapasitas masyarakat internasional untuk mencegah kejahatan seperti itu tidak pernah terjadi lagi. "
Ban Ki-moon juga mendorong kedua Turki dan Armenia untuk mengupayakan normalisasi hubungan antara kedua negara, sejalan dengan Protokol Pembangunan Hubungan antara Armenia dan Turki tahun 2009.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...