AS: 20.000 Warga Afghanistan Mendaftar sebagai Pengungsi
WASHINGTON DC, SATUAHARAPAN.COM-Sekitar 20.000 warga Afghanistan yang bekerja sebagai penerjemah untuk Amerika Serikat selama perang di Afghanistan dan sekarang takut akan pembalasan dari gerilyawan Taliban telah mengajukan evakuasi, kata Gedung Putih hari Kamis (15/7).
“Ada sekitar 20.000 warga Afghanistan yang telah melamar,” kata Sekretaris Pers, Jen Psaki kepada wartawan. Psaki mengatakan mereka semua adalah mantan penerjemah untuk militer atau entitas lain, yang menjadi sasaran Taliban.
Namun, Amerika Serikat juga akan mempertimbangkan permohonan dari keluarga penerjemah, katanya, tanpa merinci berapa banyak anggota keluarga yang diizinkan.
Menurut beberapa perkiraan, jumlah orang yang memenuhi syarat untukberangkat akan berjumlah sekitar 100.000. Para pejabat mengatakan evakuasi akan dimulai bulan ini.
Penerjemah sedang dipersiapkan untuk evakuasi bagi mereka yang telah mengajukan aplikasi di bawah program Visa Imigran Khusus (SIV) Departemen Luar negeri AS bagi penerjemah dan juru bahasa di Irak dan Afghanistan.
Psaki mengatakan mereka yang telah menyelesaikan pemeriksaan keamanan dapat ditempatkan sementara di pangkalan militer AS.
Mereka yang masih perlu melalui proses pemeriksaan, pertama-tama akan dikirim ke pangkalan AS di luar negeri atau negara ketiga “di mana mereka akan ditempatkan dengan aman sampai pemrosesan visa mereka berlangsung,” tambah Psaki.
Sementara itu, dua senator senior mendesak Presiden Joe Biden untuk mempercepat evakuasi dan memastikan warga Afghanistan yang membantu dinas intelijen AS juga disertakan.
“Selama dua dekade, ribuan warga Afghanistan telah mempertaruhkan hidup mereka untuk bekerja dengan profesional intelijen dari Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya untuk memerangi Al-Qaeda, Jaringan Haqqani, ISIS dan kelompok teroris lainnya,” tulis Mark Warner dan Marco Rubio, ketua dan wakil ketua Komite Intelijen di Senat.
“Upaya mereka berkontribusi pada penghancuran Al-Qaeda dan kemampuannya untuk menyerang tanah air AS,” kata mereka dalam sebuah surat kepada Biden.
Mereka mendesak Biden untuk mempercepat program SIV tetapi juga mempertimbangkan untuk mengevakuasi warga Afghanistan ke negara ketiga dan memberi mereka prioritas untuk berimigrasi di bawah program pengungsi AS.
Mereka mempertanyakan apakah, mengingat penarikan cepat dari Afghanistan oleh pasukan AS, ada kapasitas yang cukup untuk mengevakuasi warga Afghanistan yang membantu Amerika.
“Meninggalkan orang-orang ini, yang telah memberikan dukungan penting kepada komunitas intelijen kami di Afghanistan, akan mengirim pesan yang merusak kepada sekutu dan mitra potensial kami tentang keandalan dan kepercayaan Amerika Serikat,” tulis mereka. “Itu juga akan menjadi noda pada hati nurani nasional kita.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...