AS 565 Panther, Helikopter Antikapal Selam Baru TNI AL
SATUHARAPAN.COM – Dengan laut yang sedemikian luas, begitu banyak “pintu” yang harus dijaga TNI AL baik dari sisi pemukaan maupun bawah laut. Khusus untuk pertahanan bawah laut, saat ini TNI AL hanya diperkuat 2 kapal selam 209 Class buatan Jerman yaitu KRI Cakra dan KRI Nanggala. Oleh karena itu kehadiran helikopter antikapal selam dalam sebuah peperangan laut sangatlah vital. Di zaman Orde Lama, TNI AL mengoperasikan pesawat antikapal selam AS-4 Gannet dan di era Orde Baru mengoperasikan heli antikapal selam Wasp. Namun semuanya sudah dipensiunkan sejak lama.
Karenanya, kekuatan pertahanan antikapal selam Indonesia menjadi rentan. Tidak ada pesawat atau helikopter dengan kemampuan itu yang mendukung kapal perang dan kapal selam TNI AL dalam melakukan operasi pertahanan antikapal selam. Padahal, AL Malaysia mengoperasikan heli antikapal selam Super Lynx 300, AL Singapura mengoperasikan SH-60B Seahawk, dan AL Australia menggunakan MH-60R Seahawk Romeo.
Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dengan keadaan ini. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI AL menggodok beberapa pilihan. Sempat santer diberitakan, SH-2G Super Seaprite buatan Kaman Aircraft, Amerika Serikat akan diakusisi oleh TNI AL dengan jumlah 11 unit. Namun karena alasan dimensi terlalu besar dan kurang lincah dalam bermanuver membuat Pemerintah Indonesia akhirnya menjatuhkan pilihan pada AS-565 Panther buatan Eurocopter untuk memperkuat satuan heli antikapal selam TNI AL. Nilai plus lain adalah heli ini dibuat bekerjasama dengan PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) yang tentunya meningkatkan kemampuan pabrik pesawat di Bandung tersebut.
AS-565 Panther ini baru saja dipamerkan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para petinggi militer di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur di Pangkalan TNI AL Surabaya pada hari Rabu 12 Maret 2014 lalu.
Mengenal AS 565 Panther
AS-565 Panther dipersiapkan dengan berbagai perangkat penunjang misi tempur di lautan. Sebut saja ada pengaplikasian material komposit yang menjadikan bodi heli lebih kuat dan sanggup meredam pancaran gelombang radar lawan. Sudah begitu, bodi heli diguyur dengan cat khusus yang mampu mengurangi terkaman sensor infra red lawan. Kemampuan ini sangat berguna untuk menghindarkan diri dari terjangan rudal musuh.
Seperti disarikan dari indomiliter.com, heli ini juga dirancang tangguh untuk menghadapi situasi sulit mengingat medan operasinya kebanyakan akan berada di tengah laut. Dengan bobot take off 4,3 ton, strukturnya masih bisa mentoleransi bila terjadi vertical impact dari ketinggian 7 meter. Sistem bahan bakarnya tidak akan bocor bila terjadi crash dari ketinggian 14 meter. Hal ini berkat tangki bahan bakar yang menggunakan teknologi self sealing. Mesin juga mendapat perlindungan yang maksimal, seperti mekanisme kontrol servo yang dilengkapi lapisan anti peluru. Panther juga bisa berfungsi sebagai heli serbu karena sanggup membawa 10 pasukan tempur bersenjata lengkap. Meskipun mampu membawa personel tempur, heli tetap ringan karena adopsi adopsi material dari kombinasi fibreglass yang diperkuat Nomex untuk menambah daya tahan dan sekaligus mengurangi bobot helikopter. Nomex dikenal sebagai bahan tahan api. Sedangkan rotor depan menggunakan yang empat bilah baling-baling utama menggunakan bahan serat gelas Starflex. Rotor ekor menggunakan teknologi Fenestron yang mampu mereduksi suara mesin secara signifikan. Kursi penerbang juga sanggup menahan tekanan gravitasi hingga 20 G.
Sistem navigasi AS-565Panther menggunakan Thales Avionics seperti TMV 011 Sherlock receiver, infra red jammer, serta flare decoy dispensers. Heli ini mengusung dua mesin turboshaft Turbomeca Arriel 2C berkekuatan masing-masing 852 horse power. Dengan mesin ini, Panther memiliki performa yang dapat diandalkan dalam kondisi apapun.
AS-565 Panther mampu memuat 1.130 liter bahan bakar di internal fuel tank yang memampukannya terbang menjelajah hingga lebih dari 800 kilometer. Jika diperlukan, Panther dapat dilengkapi dengan auxiliary fuel tank dan ferry tank yang akan mendongkrak daya jelajahnya.
Kemungkinan besar, TNI AL akan mengkusisi AS-565 tipe MB ke dalam armadanya. Tipe ini dilengkapi persenjataan 2 torpedo Mk 46 atau Whitehead A.244 untuk menghancurkan kapal selam musuh, rudal antikapal AS 15TT, rudal Mistral untuk menghajar pesawat lawan, serta kanon GIAT M621 kaliber 20 mm untuk meluluhlantakkan lawan dari jarak dekat.
Menurut kabar, TNI AL akan membeli 11 unit AS-565 Panther yang rencananya akan dipadukan operasionalnya dengan kapal perang TNI AL. 4 unit heli akan ditempatkan di 4 korvet SIGMA Class (Diponegoro Class), 3 unit di 3 korvet F-2000 Class (Bung Tomo Class), serta 2 unit di Perusak Kawal Rudal SIGMA 10514 yang sedang dalam proses perancangan. Sisanya kemungkinan akan ditempatkan di pangkalan udara TNI AL yang ada di beberapa lokasi di Indonesia.
Spesifikasi AS 565 Panther :
Kru : 2 pilot
Kapasitas angkut : 10 pasukan tempur bersenjata lengkap
Panjang : 13.68 m
Tinggi : 3.97 m
Bobot kosong : 2.380 kg
Berat saat lepas landas : 4.300 kg
Mesin : 2 buah Turboméca Arriel 2C Turboshaft dengan tenaga 852 horse power
Diameter rotor utama : 11.94 meter
Kecepatan maksimum : 306 kilometer/jam
Kemampuan menanjak 8.9 meter/detik
Editor : Prasto Prabowo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...