AS Bantu Program Kemanusiaan Untuk Afghanistan US$ 266 juta
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat mengumumkan membantu lebih dari US$ 266 juta (sekitar Rp 3,7 trilun) untuk program kemanusiaan tambahan untuk Afghanistan, yang ditujukan terutama untuk tanggapan COVID-19, ketika pasukan asing melanjutkan penarikan mereka dari negara itu.
“Ketika Amerika Serikat menarik pasukan militer dari Afghanistan, komitmen abadi kami jelas,” kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, hari Jumat (4/6). “Kami tetap terlibat melalui perangkat diplomatik, ekonomi, dan bantuan penuh kami untuk mendukung masa depan yang damai dan stabil yang diinginkan dan layak oleh rakyat Afghanistan.”
Bantuan tersebut ditujukan untuk bidang-bidang seperti alat pelindung diri, tempat tinggal, makanan dan layanan kesehatan dan kebersihan yang terkait dengan pandemi Covid. Ini juga menyediakan “kebutuhan perlindungan bagi warga Afghanistan yang paling rentan,” termasuk perempuan dan anak perempuan yang berisiko.
Bantuan senilai US$266,5 juta, terdiri dari US$ 157,5 juta dari badan bantuan Amerika USAID dan US$ 109 juta dari Departemen Luar Negeri, menjadikan total bantuan kemanusiaan AS ke Afghanistan pada tahun fiskal 2020 dan 2021 menjadi US$ 543 juta (setara Rp 7,7 triliun).
Masalah Penerjemah Afghanistan
Washington masih belum membuat keputusan apakah akan mengevakuasi penerjemah Afghanistan yang bekerja dengan militer AS, yang sekarang mengkhawatirkan nyawa mereka ketika pasukan asing ditarik keluar.
Dua puluh anggota Kongres pada hari Jumat meminta Presiden Joe Biden dalam sebuah surat terbuka untuk “segera” mengevakuasi lebih dari 18.000 penerjemah dan keluarga mereka, yang telah mengajukan visa untuk datang ke Amerika Serikat.
Setiap aplikasi “membutuhkan rata-rata 800 per hari, dan kami berencana untuk menarik dalam waktu kurang dari 100 hari,” kata pejabat terpilih bipartisan dalam surat itu.
Tidak ada entitas Amerika “yang memiliki kemampuan atau otoritas untuk melindungi mereka di Afghanistan setelah penarikan kami. Ini akan menjadi kegagalan moral untuk mengalihkan tanggung jawab untuk melindungi mitra Afghanistan kami ke pundak Pemerintah Afghanistan.”
Juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan pada hari Jumat bahwa Gedung Putih tidak memerintahkan militer untuk mengevakuasi para penerjemah. "Kami mengetahui beberapa kepentingan kongres dalam hal ini," katanya, "tetapi tidak ada yang berubah sejak terakhir kali kami membicarakan hal ini." (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...