AS Berlakukan Sanksi Dagang Baru Terhadap Korut
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memberlakukan sanksi baru, hari Kamis (21/9) terhadap Korea Utara karena ancaman nuklirnya. Sanksi ini menyasar individu dan perusahaan yang mendanai perdagangan dengan rezim komunis di Pyongyang dan pengembangan senjatanya.
Pemimpin AS itu menyebut program bom nuklir dan misil balistik Korea Utara “sebuah ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan dunia, dan tidak bisa diterima bahwa ada pihak-pihak yang mendukung secara finansial rezim yang jahat ini. Rezim Korea utara yang kejam ini tidak menghormati warganya, atau kedaulatan negara-negara lain.”
Pada saat bersamaan, kata Trump, bank sentral Tiongkok telah memerintahkan penghentian perdagangan dengan Korea Utara, meskipun belum ada konfirmasi langsung dari Beijing. Tiongkok selama ini adalah mitra dagang utama Pyongyang yang menjamin keberlangsungan ekonominya. Trump yang sudah lama minta bantuan Tiongkok untuk melucuti pengembangan senjata Korea Utara, memuji langkah Beijing ini.
Sementara itu pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un, hari Jumat (22/9), seperti dikutip AFP, mengatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump "secara mental gila" dan "akan membayar mahal" atas ancamannya menghancurkan Korea Utara.
Trump mengancam Korea Utara setelah menteri luar negeri Korea Utara mengungkapkan bahwa negaranya akan meledakkan bom hidrogen di Samudera Pasifik.
Dalam pernyataan tidak biasa berupa serangan pribadi yang dilontarkannya setelah AS mengumumkan sanksi lebih keras kepada Korea Utara, Kim Jong-un menyerang Trump secara pribadi setelah pada pidato pertamanya dalam Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Trump menjuluki Kim "Manusia Roket" sambil mengancam akan "menghancurkan secara total Korea Utara".
"Trump menghina saya dan negara saya di depan mata dunia dan menyampaikan deklarasi perang paling ganas dalam sejarah," kata Kim seperti dikutip kantor berita KCNA.
"Saya akan membuat orang yang memegang kekuasaan prerogatif sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata di AS itu membayar mahal atas yang diancamkannya," kata Kim seraya menyebut ancaman Trump itu "omong kosong yang kasar yang selama ini tak pernah tercetuskan (dari mulut para pemimpin AS)".
Pernyataan itu disertai dengan sebuah foto sang pemimpin Korea Utara yang berdiri di belakang meja sembari memegang dokumen.
"Sudah pasti saya akan menghukum orang tua gila mental dari Amerika Serikat itu dengan membakarnya," kata Kim.
Pada Majelis Umum PBB di New York, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho berkata kepada wartawan bahwa Pyongyang tengah mempertimbangkan untuk meledakkan bom hidrogen di luar wilayahnya.
"Saya kira bisa saja ada uji coba Bom-H pada level yang belum terjadi sebelumnya, kemungkinan dilakukan di Pasifik," kata Ri Yong-ho. Tapi, sambung dia, "Itu semua tergantung kepada pemimpin kami, jadi saya tak begitu tahu." (VOA/Antara News)
Editor : Melki Pangaribuan
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...