AS Berlakukan Sanksi Iran Mulai 7 Agustus 2018
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Gelombang sanksi Amerika terhadap Iran akan mulai diberlakukan pada Selasa (7/8), yang akan memperkuat sikap keras Washington terhadap Teheran setelah Presiden Trump menarik Amerika keluar dari Perjanjian Nuklir Iran 2015.
Ditimpa dampak ekonomi yang luas akibat nilai mata uang mereka terpuruk, bangsa Iran kini bertanya-tanya bagaimana gambaran berikutnya dari krisis hubungan dengan Amerika dan apa sebenarnya strategi jangka panjang Amerika terhadap negara mereka, kantor berita AFP melaporkan.
Paling tidak untuk sekarang ini, Amerika bersikap tegas melakukan tekanan diplomatik dan ekonomi sebanyak mungkin, walaupun tidak jelas ke mana itu akan mengarah atau apakah ada peningkatan dalam risiko terjadi konflik.
Amerika akan memberlakukan sanksi dengan tekanan maksimum terhadap sebagian besar sektor pada 6 Agustus dan terhadap sektor energi pada 4 November.
Terhitung Selasa pemerintah Iran tidak bisa lagi membeli dolar Amerika dan sanksi luas akan dikenakan terhadap industri Iran termasuk ekspor karpetnya.
Ketika ditanya pada Minggu (5/) apakah Iran dapat mengelakkan sanksi, Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan Amerika akan “menegakkan sanksi itu” menimpakan tekanan pada Teheran dengan tujuan supaya “Iran menghentikan kegiatan jahatnya”.
“Ini bukan sekadar soal ketidakpuasan bangsa Iran pada pemerintah mereka sendiri. Presiden Trump sudah cukup jelas mengatakan kami ingin bangsa Iran mempunyai suara yang kuat dalam menentukan siapa yang menjadi pimpinan mereka” kata Pompeo kepada wartawan.
Protes Turunnya Nilai Mata Uang
Sebelumnya berbagai rekaman video di media sosial memperlihatkan warga Iran turun ke jalan-jalan untuk memprotes penurunan dramatis nilai mata uang negara itu serta berbagai masalah ekonomi lainnya.
Rekaman video-video itu beredar hari Kamis (2/8). Rekaman tersebut memperlihatkan puluhan demonstran yang dikatakan berada di jalan-jalan di kota Gohardasht, sebelah barat Teheran.
Para demonstran tampak membakar mobil-mobil polisi dan berteriak “matilah diktator.” Polisi menanggapinya dengan gas air mata.
Mata uang Iran, rial, turun nilainya ke tingkat terendah di tengah-tengah meningkatnya kekhawatiran akan sanksi-sanksi baru Amerika.
Demonstran Iran bentrok dengan polisi di luar gedung parlemen di Teheran bulan lalu, sewaktu merosotnya nilai rial memicu protes selama tiga hari. (VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Presiden Prabowo Mengatakan Akan Menjaga Kedaulatan di Laut ...
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengatakan dia akan "selalu ...