Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 10:33 WIB | Senin, 24 Maret 2025

AS Cabut Hadiah untuk Penangkapan Pejabat Senior Taliban, Termasuk Sirajuddin Haqqani

Penjabat menteri dalam negeri Taliban, Sirajuddin Haqqani, berbicara selama salat jenazah Khalil Haqqani, menteri pengungsi dan repatriasi, selama prosesi pemakamannya di Provinsi Paktia timur, Afghanistan, 12 Desember 2024. (Foto: dok. AP/Saifullah Zahir)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat telah mencabut hadiah bagi tiga tokoh senior Taliban, termasuk menteri dalam negeri yang juga memimpin jaringan kuat yang disalahkan atas serangan berdarah terhadap mantan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat, kata pejabat di Kabul, hari Minggu (23/3).

Sirajuddin Haqqani, yang mengakui merencanakan serangan Januari 2008 di Hotel Serena di Kabul, yang menewaskan enam orang, termasuk warga negara AS, Thor David Hesla, tidak lagi muncul di situs web Rewards for Justice milik Departemen Luar Negeri. Situs web FBI pada hari Minggu masih menampilkan poster buronan untuknya.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Abdul Mateen Qani, mengatakan pemerintah AS telah mencabut hadiah yang diberikan untuk penangkapan Haqqani, Abdul Aziz Haqqani, dan Yahya Haqqani.

"Ketiga orang ini adalah dua bersaudara dan satu sepupu dari pihak ayah," kata Qani kepada Associated Press.

Jaringan Haqqani berkembang menjadi salah satu sayap Taliban yang paling mematikan setelah invasi Afghanistan yang dipimpin AS tahun 2001.

Kelompok tersebut menggunakan bom pinggir jalan, bom bunuh diri, dan serangan lainnya, termasuk terhadap kedutaan besar India dan AS, kantor kepresidenan Afghanistan, dan target utama lainnya. Mereka juga telah dikaitkan dengan pemerasan, penculikan, dan aktivitas kriminal lainnya.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri, Zakir Jalaly, mengatakan pembebasan tahanan AS George Glezmann oleh Taliban pada hari Jumat (21/3) dan pencabutan hadiah menunjukkan kedua belah pihak "bergerak melampaui dampak fase perang dan mengambil langkah-langkah konstruktif untuk membuka jalan bagi kemajuan" dalam hubungan bilateral.

“Perkembangan terkini dalam hubungan Afghanistan-AS adalah contoh yang baik dari keterlibatan pragmatis dan realistis antara kedua pemerintah,” kata Jalaly.

Pejabat lain, Shafi Azam, memuji perkembangan tersebut sebagai awal normalisasi pada tahun 2025, dengan mengutip pengumuman Taliban bahwa mereka telah menguasai kedutaan besar Afghanistan di Norwegia.

Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada bulan Agustus 2021, Tiongkok telah menjadi negara paling terkemuka yang menerima salah satu diplomat mereka. Negara-negara lain telah menerima perwakilan Taliban secara de facto, seperti Qatar, yang telah menjadi mediator utama antara AS dan Taliban. Utusan AS juga telah bertemu dengan Taliban.

Kekuasaan Taliban, terutama larangan yang memengaruhi perempuan dan anak perempuan, telah memicu kecaman luas dan memperdalam isolasi internasional mereka.

Haqqani sebelumnya telah berbicara menentang proses pengambilan keputusan Taliban, otoritarianisme, dan keterasingan penduduk Afghanistan.

Rehabilitasi yang dialaminya di panggung internasional bertolak belakang dengan status pemimpin Taliban yang menyendiri, Hibatullah Akhundzada, yang dapat menghadapi penangkapan oleh Mahkamah Kriminal Internasional atas penganiayaannya terhadap perempuan. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home