AS dan Rusia Bahas Krisis Ukraina dan Crimea
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Para diplomat dari Rusia dan Amerika Serikat bertemu untuk membahas penyelesaian krisis politik di Ukraina, kata Kementerian Luar Negeri Rusia, hari Selasa (11/3).
"Para kepala urusan luar negeri (kedua negara) bertukar pandangan tentang kerasnya usulan Rusia dan AS yang bertujuan menjamin perdamaian di negara itu," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, melalui telefon mengatakan kepada Menlu AS, John Kerry, bahwa penduduk Crimea memiliki hak untuk "menentukan masa depan mereka sendiri sesuai dengan norma-norma internasional."
"Pihak Rusia menekankan bahwa kepentingan semua orang Ukraina dan daerah harus sepenuhnya dihormati selama mencari solusi untuk krisis," kata pernyataan itu.
Percakapan telepon antara Lavrov dan Kerry dilakukan atas inisiatif AS. Para pihak sepakat untuk melanjutkan "konsultasi yan intens" tentang Ukraina.
Krisis politik yang bergejolak dalam beberapa bulan mencengkeram Ukraina. Hal itu menyebabkan kebuntuan pembahasan antara Rusia dan Barat, karena terkait nasib dan masa depan Crimea, daerah otonomi Ukraina dengan mayoritaspenduduk etnis Rusia.
Pihak berwenang Crimea telah menolak untuk mengakui legitimasi pemerintah pusat yang baru di Kiev, yang dibentuk setelah penggulingan Presiden Viktor Yanukovych pada akhir Februari.
Parlemen Crimea pada hari Selasa (11/3) menyatakan kemerdekaan Crimea dari Ukraina, beberapa hari menjelang pemungutan suara (referendum) tentang pemisahan dari Ukrainan dan aneksasi oleh Rusia atas wilayah di semenanjung Laut Hitam itu. Kiev dan pemimpin Barat telah mengatakan bahwa referendum yang direncanakan dan setiap upaya untuk memisahkan diri adalah ilegal. (ria.ru)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...