AS dan Vietnam Rundingkan Sengketa Laut China Selatan
HANOI, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Vietnam tengah merundingkan cara untuk menghentikan sementara reklamasi di wilayah sengketa Laut China Selatan, Senin (1/6), di Hanoi.
Pertemuan kedua menteri pertahanan itu digelar setelah Amerika Serikat mendesak agar reklamasi di wilayah sengketa—yang kini tengah dilakukan oleh Tiongkok dan Vietnam—segera dihentikan karena berpotensi menyebabkan konflik di Asia Tenggara.
"Amerika Serikat dan Vietnam sedang bekerja sama demi memastikan perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," kata Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ashton Carter kepada sejumlah wartawan di Hanoi seusai melakukan diskusi yang mengenai sengketa maritim regional dengan Menteri Pertahanan Vietnam, Phung Quang Thanh.
Dalam siaran media tersebut, Tanh tidak secara eksplisit mengungkapkan sikap negaranya terhadap desakan Amerika Serikat untuk menghentikan sementara aktivitas reklamasi. Namun di sisi lain, dia menegaskan bahwa pengurukan tanah yang dilakukan Vietnam tidak bertujuan untuk memperluas wilayah melainkan untuk mencegah erosi.
"Kami tidak mecoba untuk memperluas wilayah, kami hanya ingin mencegah erosi yang disebabkan ombak," kata Tanh sambil menambahkan bahwa Vietnam telah menempatkan tentaranya di 21 pulau dan wilayah bebatuan karang.
Sebelumnya pada Sabtu (30/5) di Singapura, Carter mendesak agar semua pihak yang mengklaim wilayah sengketa dapat segera menghentikan semua aktivitas reklamasi di Laut China Selatan.
Carter juga menjelaskan sikap Amerika Serikat yang menolak semua bentuk militerisasi di wilayah yang status kepemilikannya masih disengketakan.
Vietnam pun mengakui bahwa pihaknya telah melakukan reklamasi di sejumlah pulau yang terletak di perairan sengketa. Namun demikian, mereka bersikeras bahwa reklamasi yang dilakukan jauh lebih kecil dibandingkan dengan aktivitas yang dilakukan Beijing.
Di sisi lain, Tiongkok tidak bergeming. Negara itu terus mengklaim hampir semua wilayah di Laut China Selatan meski terletak sangat jauh dari daratan utama dan sangat dekat dengan negara-negara lain seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.
Selain merundingkan aktivitas reklamasi di wilayah sengketa, Carter juga berjanji meminjamkan bantuan senilai 18 juta dolar AS atau senilai 237 miliar rupiah yang dapat digunakan Vietnam untuk membeli sejumlah kapal partroli Metal Shark buatan Amerika Serikat.
Carter secara khusus menyambut baik pulihnya hubungan bilateral antara negaranya dengan Vietnam yang pada tahun 1970-an sempat terlibat dalam perang. (AFP/Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...