AS Desak Tokyo Perbaiki Hubungan dengan Negara-Negara Tetangga
TOKYO, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pertahanan Amerika Serikat mendesak Jepang memperbaiki hubungan dengan negara-negara tetangga setelah Perdana Menteri Shinzo Abe ke satu kuil perang, kata seorang pejabat AS.
Abe membuat marah China dan Korea Selatan ketika pada 26 Desember melakukan kunjungan pertamanya sebagai perdana menteri ke kuil Yasukuni, yang dibangun untuk menghormati tentara Jepang yang tewas akibat perang termasuk sejumlah para pejabat tinggi yang dieksekusi karena melakukan kejahatan perang setelah Perang Dunia II.
"Menteri Pertahanan Hagel menegaskan pentingnya Jepang melakukan usaha-usaha memperbaiki hubungan dengan tetangga-tetangganya, dan meningkatkan kerja sama untuk memajukan tujuan bersama perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," kata sekretaris pers Pentagon John Kirby dalam satu pernyataan yang disiarkan di laman Departemen Pertahanan AS, Sabtu (4/1) malam.
Pernyataan-pernyataan itu dikeluarkan setelah pembicaraan melalui telepon antara Hagel dan Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera.
China dan negara-negara Asia lainnya mengatakan kuil itu merupakan satu tanda agresi Jepang pada abad ke-20, dan sumber dari kebencian antara Jepang dan tetangga-tetangganya dan kunjungan Abe ke lokasi itu menimbulkan kecaman dari Washington.
Dalam percakapan mereka Sabtu malam, Onodera meminta pengertian Hagel bahwa perdana menteri telah mengulangi kembali janji Jepang bahwa pihaknya tidak akan pernah lagi melancarkan perang, kata kantor berita Kyodo mengutip pernyataan para pejabat Jepang.
Hagel juga berterima kasih kepada pemerintah Jepang atas usaha-usahanya menjamin persetujuan gubernur Okinawa untuk merelokasi satu pangkalan udara Korps Marinir AS di pulau itu, kata Kirby.
Kontraversi Kuil Yasukuni berawal dari pemakaian kuil ini sebagai tempat persemayaman arwah sejumlah penjahat perang Jepang dari Perang Dunia II.
Kuil ini mencatat semua nama tanpa prasangka. Semua orang dianggap sederajat tanpa memandang status sosial, jasa-jasa mereka semasa hidup, atau faktor-faktor lainnya. Satu-satunya persyaratan untuk dapat diabadikan di kuil ini adalah meninggal dunia untuk Kekaisaran Jepang.
Pemilik kuil merasa tidak ada alasan untuk tidak memasukkan orang-orang yang dihukum karena kejahatan mereka. Ikut dimasukkannya nama-nama penjahat perang Jepang menyebabkan ketegangan politik, terutama dengan China, Taiwan dan Korea Selatan yang berpendapat Jepang telah mengingkari semua kesalahan mereka semasa Perang Dunia II.
Pendukung Kuil Yasukuni berpendapat bahwa menolak memasukkan arwah penjahat perang ke dalam kuil ini berarti tidak mengakui masa dinas mereka untuk Kekaisaran Jepang, sekaligus mengingkari keberadaan mereka dan mengingkari mereka telah berbuat kejahatan atas nama Kaisar Jepang.
Kontroversi Kuil Yasukuni terus berlanjut tidak hanya setiap kali politikus Jepang datang berkunjung ke Kuil Yasukuni, melainkan juga ketika politikus non-Jepang datang berkunjung. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...