AS Diharap Tidak Memotong Bantuan Kemanusiaan
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Amerika Serikat (AS) diharap tidak memotong bantuan luar negeri bagi negara-negara yang membutuhkan, karena saat ini konflik, kelaparan, dan krisis pengungsi terjadi di seluruh dunia.
Pernyataan tersebut dikemukakan Wakil Presiden untuk hubungan pemerintah dan advokasi dari organisasi Catholic Relief Services, Bill O Keefe, seperti diberitakan di Catholic News Agency, hari Minggu (19/3).
O’Keefe mengatakan sejumlah organisasi Katolik yang ada di AS merasa prihatin terhadap krisis pengungsi, dan bencana kelaparan yang terjadi di empat negara. “Kami merasa prihatin para pengungsi tidak akan memperoleh bantuan kemanusiaan, oleh karena itu saat ini kami merasa harus segera menanggapi kebutuhan-kebutuhan kemanusiaan yang benar-benar penting,” kata Bill O'Keefe.
Dia mengatakan demikian sehubungan pengajuan anggaran yang dilakukan pemerintah Donald Trump yang memotong bantuan kemanusiaan.
Presiden Trump dalam pengajuan anggaran untuk tahun 2018 tersebut akan meningkatkan belanja pertahanan dan penegakan kebijakan dalam imigrasi, namun memotong signifikan terhadap "Environmental Protection Agency" (Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat), dan Departemen Luar Negeri.
“Pemotongan anggaran ini termasuk untuk bantuan asing. Saat ini merupakan momentum memprioritaskan keamanan, dan kesejahteraan Amerika,” kata Presiden Trump tercantum dalam proposal.
Menurut presiden Bread for the World, David Beckmann, dalam proposal tersebut memotong hampir sepertiga – 29 persen – dari anggaran hubungan internasional
Sementara dalam catatan Catholic Relief Services, saat ini jumlah orang yang mengungsi dari tempat tinggalnya berada pada titik tertinggi yakni lebih dari 65 juta. Dalam pernyataan resmi Catholic Relief Services menilai AS seharusnya tidak perlu menghentikan bantuan luar negeri karena masih banyak masyarakat yang rentan.
O’Keefe menambahkan dengan banyaknya orang-orang yang masih membutuhkan bantuan di luar negeri, maka jika kebutuhan mereka tidak terpenuhi, kondisi mereka akan menjadi rentan.
Sebanyak 106 pemimpin agama menandatangani surat yang dikirim kepada para pemimpin kongres pada Kamis (16/3) untuk mendukung International Affairs Budget atau “Anggaran untuk Hubungan Internasional” yang setiap hari membawa harapan untuk orang miskin, lapar, rentan dan imigran, perempuan dan anak-anak di seluruh dunia.
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...