AS Hadapi Kelangkaan Telur, Harga Naik 84,5 Persen
CHICAGO, SATUHARAPAN.COM - Harga telur di AS diperkirakan masih akan terus naik seiring dengan kelangkaan pasok akibat flu burung yang menyebabkan banyak unggas petelur mati.
Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan pekan lalu harga grosir telur ayam meningkat 84,5 persen dari Mei ke Juni, kenaikan tertinggi dalam satu bulan sejak tahun 1937.
Menurut laporan CNN, Harga telur mulai naik akhir Mei dan awal Juni sebelum kemudian sedikit melemah pada akhir bulan.
Analis dari Kementerian Pertanian AS, Shayle Shagam mengatakan harga rata-rata eceran telur di New York bulan lalu mencapai US$ 2,49 per lusin, lebih dari dua kali harga pada April dan Mei.
Diperkirakan harga ini masih akan terus naik karena permintaan diharapkan akan meningkat pada musim gugur sebagaimana biasanya dan pasok telur tampaknya belum bisa mengimbanginya akibat banyaknya unggas yang mati.
Desember lalu flu burung telah menyerang peternakan di Iowa dan di negara-negara bagian barat AS yang menyebabkan 49 juta ekor ikan dan kalkun mati.
Mengantisipasi kelangkaan itu, restoran Tiongkok, Panda Express yang beroperasi di San Francisco, mulai mengganti resep nasi goreng mereka, khususnya untuk yang berbahan baku telur. Gantinya adalah jagung dan hal ini sudah diinformasikan kepada pelanggan. “Kami telah diinformasikan pemasok telur bahwa harga telur akan bertahan tinggi selama 18-24 bulan. Kami khawatir tidak dapat memasok telur berkualitas baik secara konsisten,” kata jurubicara restoran itu, Thien Ho kepada CBS Francisco.
Kendati demikian tidak semua orang AS bisa meninggalkan menu telur. "Saya suka telur," kata Tom Haffner, penduduk Boise, Chicaho. "Dokter mengatakan saya tidak boleh makan terlalu banyak telur. Tetapi saya tetap memakannya," kata dia kepada kboi2.com.
Rob Godsill pemilik restoran t Bob's Sunrise Cafe di Boise mengatakan pelanggan loyal restorannya sangat fanatik pada telur. Itu sebabnya walaupun harga telur membubung, ia belum menaikkan harga jual menu sarapan restorannya. Namun sekarang ia mulai khawatir karena kelangkaan telur ini diperkirakan bisa berlangsung sampai satu tahun.
Salah satu solusi mengatasi kelangkaaan ini adalah dengan mengimpor telur. Pemerintah AS tahun ini mematok angka impor telur sebesar 41,4 juta lusin, naik 32 persen dari perkiraan bulan Mei dan naik 26 persen dibanding impor tahun 2014.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...