AS: Israel-Palestina Ingin Perpanjang Perundingan Damai
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Negosiator Israel dan Palestina mendiskusikan cara untuk memperpanjang perundingan damai mereka melewati batas akhir 29 April, kata seorang pejabat Amerika Serikat pada Selasa (15/4).
Perundingan terbaru di antara kedua pihak akan digelar pada Rabu, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki, meskipun masih belum jelas apakah negosiator utama AS Martin Indyk akan berpartisipasi.
“Kedua pihak saat ini sedang mengupayakan perjanjian untuk memperpanjang negosiasinya, dan itu artinya memperpanjang negosiasinya sampai melewati 29 April,” kata Psaki kepada reporter.
“Ada serangkaian masalah yang sedang didiskusikan. Ada beberapa langkah yang perlu diambil kedua pihak untuk meningkatkan kondisi demi perdamaian,” katanya.
Palestina melancarkan upaya untuk bergabung dengan 15 pakta dan badan PBB, sementara Israel menolak membebaskan gelombang terakhir tahanan Palestina dan menyingkap rencana untuk membangun 700 rumah pemukim di Yerusalem timur.
“Kedua pihak memberi tahu kami mereka ingin melanjutkan negosiasi dan sedang mencari jalan untuk melakukannya,” ujar Psaki kepada reporter.
Dia menyangkal seruan dari dewan editorial The New York Times, yang menerbitkan berita utama sebuah kolom opini berjudul In the Middle East, Time to Move On pada Senin malam, dan berpendapat bahwa kedua pihak tidak ada yang menunjukkan keseriusan untuk berdamai.
“Presiden Obama dan Menteri Luar Negeri John Kerry harus bergerak maju dan mendedikasikan perhatian mereka kepada tantangan internasional besar lain seperti Ukraina.”
Sekjen PBB Desak Israel dan Palestina Pertahankan Pembicaraan Damai
Sekjen PBB Ban Ki-moon telah berbicara secara terpisah dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk mendorong mereka tetap mempertahankan proses perdamaian yang tengah goyah.
Ban berbicara kepada kedua pemimpin itu melalui telepon pada Minggu, di tengah kekhawatiran perundingan damai yang didukung oleh Amerika Serikat makin mendekati kegagalan.
Sekjen PBB “mendorong kepada kedua belah pihak untuk terus melakukan negosiasi secara konstruktif,” kata juru bicara Stephane Dujarric, Senin.
Dia juga “mengharapkan agar kedua pemimpin itu menggunakan kesempatan yang ditawarkan oleh upaya AS untuk menemukan jalan menuju solusi dua negara,” tambah Dujarric.
Negosiator Israel dan Palestina dijadwalkan akan bertemu kembali dengan utusan AS Martin Indyk pada Rabu.
Negosiator Israel dan Palestina Bertemu pada Minggu
Sejumlah negosiator Israel dan Palestina bertemu pada Minggu dalam upaya baru untuk menyelamatkan perundingan damai yang ditengahi Amerika Serikat, ungkap seorang pejabat Palestina.
Kepala negosiator Palestina Saeb Erakat bertemu Menteri Kehakiman Israel Tzipi Livni dan utusan khusus Yitzhak Malcho di Yerusalem, katanya kepada AFP.
Belum ada pernyataan langsung dari Israel menjelang libur Paskah Yahudi dari matahari terbenam pada Senin.
Tim tersebut terakhir kali bertemu pada Kamis lalu dalam sesi yang dipimpin oleh utusan AS Martin Indyk, yang sudah kembali ke Washington untuk berkonsultasi.
Namun menyusul pertemuan tersebut proses perundingan damai menemui hambatan baru saat Israel mengatakan akan membekukan transfer cukai yang diupayakannya atas nama Palestina, sebagai balasan atas serangan diplomatik terhadap Israel di PBB.
Pajak bulanan sebesar 80 juta euro (sekitar Rp 1,26 triliun) yang dikumpulkan oleh Israel mewakili sekitar dua pertiga pendapatan yang diterima Otoritas Palestina.
Israel juga menangguhkan partisipasinya dengan Palestina dalam pengembangan ladang gas di Jalur Gaza dan membatasi deposito Palestina di beberapa bank miliknya, kata pejabat Israel.
Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman, dalam pertemuan dengan sejumlah duta besar di Tel Aviv pada Minggu, menuding Palestina memperkeruh proses damai.
“Kami hampir mencapai kesepakatan dengan Palestina, transaksi kompleks yang sedang diperiksa oleh kabinet (Israel), namun saat terakhir Palestina melanggar janji mereka dan mengajukan permohonan” untuk bergabung dalam perjanjian internasional, tuduhnya.
Seorang pejabat senior Palestina Nabil Shaath mengatakan Palestina masih memiliki “beberapa pilihan” dan tidak akan tergoyahkan.
“Sanksi Israel tidak akan menggoyahkan langkah Palestina untuk bergabung dengan perjanjian dan organisasi internasional,” katanya, seperti dikutip oleh kantor berita Palestina WAFA. (AFP)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...