AS Janji Bantu Jepang atas Klaim Zona Pertahanan Udara China
PENTAGON, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat berjanji memberikan dukungan pada sekutunya Jepang pada Rabu (27/11) dalam sengketa zona pertahanan negara China atas pulau-pulau di Laut Cina Timur. Pejabat senior pemerintahan AS mengatakan bahwa klaim China pada ruang udara di atas pulau-pulau itu membuat gerah negara tetangganya.
Wakil Presiden AS Joe Biden dijadwalkan akan mengunjungi China, Jepang dan Korea Selatan untuk meredakan meningkatnya ketegangan setelah China menuntut agar pesawat terbang di dekat kepulauan mengidentifikasi diri mereka kepada otoritas China, kata para pejabat senior pemerintahan AS.
Amerika Serikat menentang klaim China pada Selasa (26/11) dengan menerbangkan dua pesawat B - 52 pembom di atas pulau-pulau yang disengketakan tanpa memberitahu Beijing. Maskapai penerbangan utama Jepang juga dibiarkan pihak berwenang China saat terbang melalui ruang udara itu. Kementerian pertahanan China mengatakan pihaknya telah memantau pembom AS.
Sedangkan seorang juru bicara Pentagon mengatakan pesawat itu tidak dapat diamati atau dihubungi oleh pesawat Cina. Beberapa ahli mengatakan langkah China itu ditujukan untuk mengikis klaim Tokyo untuk kontrol administratif atas wilayah tersebut, termasuk pulau-pulau kecil tak berpenghuni yang dikenal sebagai Senkaku oleh Jepang atau Diaoyu oleh Cina.
Washington tidak mengambil posisi pada kedaulatan pulau-pulau itu, tetapi mengakui bahwa Tokyo-lah yang mempunyai kontrol administratif terhadap pulau-pulau tersebut dan karena itu Amerika Serikat terikat untuk membantu Jepang dalam hal konflik termasuk konflik bersenjata.
Namun sebelum itu Biden akan berusaha meredakan ketegangan yang berkembang selama kunjungannya minggu depan, kata para pejabat AS.
"Kunjungan ke China merupakan kesempatan wakil presiden membahas langsung dengan pembuat kebijakan di Beijing terhadap masalah yang memprihatinkan kami dan untuk mencari kejelasan mengenai niat China," kata seorang pejabat senior pemerintah pada wartawan.
"Hal ini juga memungkinkan wakil presiden untuk memperjelas bahwa ada sebuah pola perilaku yang mengganggu tetangga China sendiri," kata pejabat itu.
Kolonel Steve Warren, juru bicara Pentagon, mengatakan kepada Reuters: "Kami akan terus melakukan operasi di wilayah tersebut, seperti yang telah kita lakukan sebelumnya." Namun dia menolak untuk memberikan rincian tentang kapan waktunya.
Japan Airlines dan ANA Holdings mengatakan mereka telah berhenti memberikan rencana penerbangan dan informasi lainnya kepada pihak berwenang China menyusul permintaan dari pemerintah Jepang.
Kedua maskapai mengatakan tidak mengalami masalah ketika melewati zona tersebut. Asosiasi industri penerbangan Jepang mengatakan telah menyimpulkan tidak ada ancaman terhadap keselamatan penumpang dengan mengabaikan tuntutan China, kata JAL.
Bantahan China
Beijing menurut kantor berita Xinhua menilai Washington telah bereaksi berlebihan terhadap pembentukan zona dengan tuduhan yang tidak berdasar.
Menurut China, Amerika Serikat adalah yang pertama mendirikan sebuah zona pertahanan udara pada tahun 1950, dan Jepang mengikuti pada tahun 1960. Tidak ada alasan untuk menyalahkan China untuk melakukan hal yang sama.
Karena Kepulauan Diaoyu adalah bagian tak terpisahkan dari wilayah China, Beijing sepenuhnya dibenarkan dalam hukum internasional untuk menegakkan zona pertahanan udara sekitar pulau.
Beijing beranggapan AS menuduh China berusaha mengubah status quo di Laut China Timur. Dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry tampaknya lupa bahwa Jepang melepaskan tembakan pertama dengan langkah provokatif untuk "membeli" dan "menasionalisasi" Kepulauan Diaoyu tahun lalu. China hanya dipaksa mengambil tindakan untuk membela hak-hak yang sah.
Beijing mengingatkan Washington yang telah berulang kali mengatakan bahwa tidak memihak dalam sengketa teritorial antara China dan Jepang atas Kepulauan Diaoyu, namun tindakan AS sekarang jelas mengingkari komitmenya.
Aksi berlebihan AS dengan mendukung Jepang sengaja atau tidak sengaja dinilai China jelas bertentangan dengan komitmennya sendiri.
Beijing khawatir jika Washington terus bereaksi, akan mungkin mengirim sinyal yang salah dan menyebabkan kesalahan perhitungan, yang akan merugikan perdamaian dan stabilitas di kawasan yang sudah sensitif.
China menyarankan AS sebagai satu-satunya negara adi daya di dunia untuk bertindak sebagai perantara yang jujur untuk membuat kontribusi bagi perdamaian dan stabilitas regional.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...