AS Jatuhkan Sanksi Baru pada Iran
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Kamis (23/1) memberlakukan sanksi lagi terhadap Iran, dan kali ini menargetkan dua orang dan enam perusahaan. Di antara perusahaan itu, adalah empat perusahaan yang terikat dengan Perusahaan Minyak Iran.
National Iranian Oil Company (NIOC) adalah "entitas yang berperan dalam industri perminyakan dan petrokimia Iran, yang membantu membiayai Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) pasukan al Quds dan proksi terorisnya," kata Departemen Keuangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Ketegangan antara Iran dan AS meningkat sejak 2018 ketika perjanjian nuklir Iran gagal diwujudkan. Baru-baru ini jetegangan meningkat akibat serangan AS yang menewaskan seorang jenderal profil tinggi Iran, dan komandan IRGC, Qaseem Soleimani.
Sementara itu pejabat AS mengatakan bahwa pengganti Soleimani, Esmail Ghaani, akan menghadapi nasib yang sama dengan pendahulunya yang terbunuh, jika dia mengikuti jalan yang sama dengan pendahukunya.
Penegasan itu dikatakan perwakilan khusus AS untuk Iran, Brian Hook, di tengah kegiatan mendapingi Presiden Donald Trump pada Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, hari Rabu (22/1). Dia mengatakan bahwa kematian Soleimani, mantan komandan IRGC yang terbunuh oleh operasi serangan udara AS di Baghdad beberapa pekan lalu, "menciptakan kekosongan dan bahwa rezim Iran tidak akan dapat mengisinya."
Hook juga menekankan bahwa negaranya menilai rezim Iran berdasarkan tindakannya ketimbang apa yang Menteri Luar Negeri Iran, Muhammad Javad Zarif, katakan.
Zarif sangat dikenal karena melakukan advokasi untuk membangun posisi Republik Islam Iran melalui pernyataan di akun Twitter.
Hook mengatakan jika Ghaani melakukan hal yang sama dengan Soleimani, dia akan mengalami nasib yang sama. Ghaani diangkat sebagai pemimpin Pasukan Quds pada 4 Januari oleh pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Dia sebelumnya adalah wakil komandan pasukan itu.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...