Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 01:05 WIB | Rabu, 04 Desember 2013

AS Kirim Pesawat Pengintai Baru ke Jepang

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kanan) bereaksi saat dirinya berbicara dalam konferensi pers dengan Wakil Presiden AS Joe Biden (kiri) setelah pertemuan mereka di kediaman resmi Abe di Tokyo pada 3 Desember 2013. (Foto: AFP)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Angkatan Laut Amerika Serikat mengerahkan pesawat pengintai mutakhir ke Jepang, kata pejabat pada Senin (2/12), saat ketegangan meningkat menyangkut pengakuan China atas wilayah di kawasan itu.

Dua jet patroli Poseidon P-8A dikirim dari Jaksonville, Florida, pada Jumat dan tiba di pangkalan udara Kadena, Okonawa, dalam usaha terencana sebelum Beijing mengumumkan wilayah pertahanan udara pada bulan lalu meliputi pulau sengketa di Laut China Timur, kata pejabat Angkatan Laut kepada AFP.

"Ini telah direncanakan sejak lama," kata pejabat yang tidak bersedia namanya disebutkan.

"Ini satu penggelaran yang dirotasi."

Empat lagi pesawat Poseidon menurut rencana akan dikirim ke Okinawa akhir bulan ini, kata pejabat itu.

Pengiriman pesawat itu ke Jepang merupakan missi pertama bagi pesawat baru itu, yang akan menggantkan pesawat Orion P-3 buatan tahun 1960-an.

Pesawat P-8A, pesawat Boeing 737 yang diubah dengan memasang radar canggih dan rudal anti-kapal, didesain untuk memburu kapal selam dan melacak kapal lain di laut.

Pada 23 November, China mengumumkan zona identifikasi pertahanan udara yang diperluas dan mengatakan setiap pesawat harus mengajukan rencana penerbangan sebelum memasuki daerah itu, tempat di mana pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Timur.

Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Amerika Serikat masing-masing telah mengirim pesawat-pesawat ke zona itu tanpa memberitahu China,yang menunjukkan penolakan mereka untuk mengakui pengumuman Beijing itu.

Setelah mengirim dua pembom B-52 pekan lalu, militer AS tetap melakukan penerbangan militer "rutin" di daerah itu tetapi tidak ada tanggapan permusuhan dari China, kata juru bicara Pentagon Kolonel Steven Warren kepada wartawan Senin.

"Reaksi China terhadap operasi kami biasa saja," kata Warren.

"Kami tidak mengubah waktu operasional kami," tambahnya.

Penggelaran pesawat P-8 itu dilakukan saat Wakil Presiden AS Joe Biden akan menyampaikan "kekhawatiran" Washington kepada China tentang zona sistem pertahanan udara China dan berusah meminta penjelasan menyangkut niat Beijing itu.

Kendati penerbangan militer berlangsung sesuai dengan rencana, Departemen Luar Negeri AS menganjurkan maskapai penerbangan niaga AS memenuhi tuntutan China untuk memberitahu terlebih dulu tentang pesawat yang akan memasuki zona itu.

China dan Jepang terlibat sengketa wilayah yang meningkat menyangkut satu gugusan pulau yang dikenal sebagai Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh China.

Kendati tidak bersikap mengenai sengketa kedaulatan itu, Washington mengatakan pihaknya akan tetap menjunjung tinggi perjanjian pertahanan dengan Jepang dalam hal terjadi satu konflik.

AS "Sangat Cemas" Atas Wilayah Pertahanan Udara China

Amerika Serikat "sangat cemas" atas wilayah pertahanan udara China, kata Wakil Presiden Joe Biden pada Selasa sebelum melakukan pertemuan dengan pemimpin Jepang, yang meminta dukungan negaranya dalam sengketa mereka dengan Beijing.

Tokyo mengatakan yakin akan mendapat dukungan AS bagi penentangannya terhadap yang disebut tindakan "sangat berbahaya" Beijing, yang menetapkan hak mengawasi pesawat, yang melintasi daerah luas Laut China Timur, termasuk pulau tersengketa.

"Kami tetap sangat khawatir dengan pengumumam Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) baru," kata Biden kepada surat kabar Asahi Shimbun sebelum mengunjungi Asia Timur Laur, yang juga termasuk China dan Korea Selatan.

"Saya akan menegaskan kembali bahwa kekuatan komitmen aliansi kita dan menekankan pentingnya menghindari aksi-aksi yang dapat merusak perdamaian, keamanan dan kemakmuran di kawasan itu," kata Biden kepada surat kabar itu.

Ketegangan di kawasan itu berada pada titik tertinggi dalam beberapa tahun belakangan ini dengan China dan Jepang terlibat sengketa menyangkut satu gugusan pulau yang tidak berpenduduk yang sejumlah pengamat peringatkan akan bahaya satu konfrontasi senjata.

Ketegangan terutama meningkat setelah pengumuman Beijing mengenai ADIZ, di mana negara itu menetapkan semua pesawat harus mematuhi perintah-perintahnya atau berisiko menghadapi "tindakan darurat pertahanan yang tidak disebutkannya.

"Pengumuman zona identifikasi pertahanan udara itu adalah satu usaha untuk mengubah secara sepihak status quo itu, yang dapat mengundang situasi yang tidak diharapkan dan satu tindakan yang sangat berbahaya," kata Kepala Sekretaris Kabinet Jeoang Yoshihide Suga kepada wartawan sebelum Biden berembuk dengan Perdana Menteri Shinzo Abwe.

"Jepang dan AS memiliki satu sikap bahwa ADIZ China itu tidak dapat diterima... Saya kira (Biden) akan ke China untuk membicarakan berbagai masalah termasuk ini, dengan pengertiannya akan sikap Jepang," kata Suga,

Pengumuman Beijing mengenai ADIZ memicu kemarahan di Tokyo, Seoul dan Washington, yang semuanya mengirim pesawat militer atau paramiliter ke zona itu dengan melanggar perintah-perintah China.

Reaksi yang sama di Jepang dan Korsel merupakan satu tindakan yang jarang terjadi dalam hubungan yang ditandai dengan pertikaian yang tetap menyangkut sejarah dan satu kepulauan yang disengketakan. 

Usaha AS ini akan membawa kedua sekutu regionalnya bekerja sama.

"Kami yakin bahwa Asia Timur Laut akan menjadi paling kuat apabila dua negara demokrasi terkemukanya bekerja sama untuk menghadapi ancaman-ancaman bersama, dan apabila tiga negara yaitu AS, Jepang dan Republik Korea-- bekerja sama untuk memajukan kepentingan dan nilai bersama," kata Biden pada surat kabar Asahi.

Pejabat tinggi pemerintah mengatakan Biden, yang diperkirakan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing akhir pekan ini, berencana akan mengutarakan "kecemasan" Washington kepada China dan berusaha meminta penjelasan tentang niatnya menyangkut zona udara itu.

Abe akan meminta Biden mendukung sikapnya bahwa tindakan China itu tidak dapat diterima dan agresif, kata Takehiko Yamamoto, profersor politik internasional di Universitas Waseda di Tokyo.

"Tetapi pada saat yang sama, Washington tidak ingin mengambil risiko merusak hubungan bilateralnya dengan China," katanya.

"Biden akan menyampaikan pesan itu kepada pihak China tetapi juga mungkin mengusahakan satu peran penengah," tambahnya.

Setelah minum kopi bersama dengan Perdana Menteri Irlandia Enda Kenny, yang menginap di hotel yang sama dalam kunjungan lima hari ke Jepang, Biden pergi ke kedubes AS di mana ia bertemu dengan dubes baru Caroline Kennedy dan Wakil PM Jepang Taro Aso.

Ia diperkirakan akan bertemu dengan Putra Mahkota Naruhito kemudian pada hari itu sebelum melakukan pertemuan resmi dan menghadiri jamuan makan malam dengan Abe.

Biden akan mengunjungi Beijing Rabu untuk berunding dengan Xi sebelum terbang ke Seoul, di mana ia akan bertemu dengan Presiden Park Geun-Hye.

Kunjungan Biden bertujuan untuk membantu menegaskan komitmen AS pada kawasan itu sebelum kunjungan Presiden Barack Obama ke Asia April. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home