AS Kutuk Pembakaran Al Quran, Tapi Izin Polisi Bukan Dukungan pada Tindakannya
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Kamis (29/6) mengatakan mengutuk pembakaran Al Quran di luar masjid di Swedia, tetapi menambahkan bahwa mengeluarkan izin untuk demonstrasi mendukung kebebasan berekspresi dan bukan mendukung tindakan tersebut.
Seorang pria merobek dan membakar Al Quran di luar masjid pusat Stockholm pada hari Rabu, hari pertama liburan Idul Adha Muslim, tindakan yang membuat marah Turki yang dalam dukungan yang perlu bagi Swedia untuk masuk ke Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO).
Berbicara pada jumpa pers harian, juru bicara Departemen Luar Negeri, Matt Miller, mengatakan Washington yakin demonstrasi itu menciptakan "lingkungan ketakutan" yang secara efektif mengekang kemampuan umat Islam untuk menjalankan agama mereka secara bebas. "Saya akan mengatakan bahwa kami mengutuknya," kata Miller.
“Kami percaya demonstrasi itu menciptakan lingkungan ketakutan yang akan berdampak pada kemampuan umat Islam dan anggota kelompok minoritas agama lainnya untuk secara bebas menjalankan hak kebebasan beragama atau berkeyakinan mereka di Swedia,” tambahnya.
“Kami juga percaya bahwa mengeluarkan izin untuk demonstrasi ini mendukung kebebasan berekspresi dan bukan merupakan dukungan terhadap aksi demonstrasi.”
Polisi Swedia telah memberikan izin untuk berlangsungnya protes anti Al Quran. Namun setelah pembakaran, polisi mendakwa pria yang melakukannya dengan agitasi terhadap kelompok etnis atau bangsa.
Swedia mencari keanggotaan NATO setelah invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu. Tetapi anggota aliansi Turki telah menunda proses tersebut, menuduh Swedia menyembunyikan orang-orang yang dianggapnya teroris dan menuntut ekstradisi mereka.
Miller menolak untuk mengatakan apakah demonstrasi dan dampaknya akan berdampak pada hubungan Turki-Swedia dan oleh karena itu tawaran NATO yang terakhir, tetapi menegaskan kembali posisi Washington bahwa negara Nordik itu siap untuk bergabung dengan aliansi tersebut.
“Sudah waktunya untuk beralih ke akses penuh ke NATO untuk Swedia,” katanya.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam Swedia atas pembakaran Al Quran di Stockholm dan mengatakan Turki tidak akan pernah tunduk pada kebijakan provokasi atau ancaman. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...