AS Mulai Kerahkan Pesawat Tempur Gempur ISIS di Tikrit
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat yang tergabung dalam pasukan koalisi Anti ISIS mulai melakukan serangan udara di Tikrit, Irak kemarin Rabu (25/3) setelah pemerintah negara itu meminta bantuan untuk melakukan serangan ofensif dalam upaya merebut kembali kota yang diduduki para militan Negara Islam Irak dan Suriah atau lebih populer dengan sebutan ISIS.
"Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa pemerintah Irak telah meminta dukungan koalisi untuk operasi di Tikrit," kata juru bicara Pentagon, Kolonel Steve Warren, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip oleh Los Angeles Times, kemarin (25/3).
"Operasi masih berlangsung," kata dia di Washington.
Pejabat pertahanan lain, berbicara dengan tidak bersedia disebutkan identitasnya, mengatakan pesawat Amerika mengambil bagian dalam serangan itu. Pesawat tempur AS dan pesawat dari negara-negara sekutu lainnya mengarahkan serangan pada belasan target di Tikrit. Target-target itu dipilih setelah didahului oleh penerbangan pengintaian. .
Sebelum ini Amerika Serikat sempat ragu untuk terlibat dalam upaya pemerintah Irak untuk mengambil kembali kota yang sebagian besar berpenduduk Muslim Sunni itu dari ISIS. Penyebab keraguan itu adalah keterlibatan ribuan milisi Syiah dan kehadiran setidaknya satu panglima perang utama Syiah dari Iran.
"Serangan ini dimaksudkan untuk menghancurkan benteng ISIS dengan presisi, sehingga menyelamatkan nyawa orang Irak yang tidak bersalah dan meminimalkan kerusakan infrastruktur," Letnan Jenderal James L. Terry, yang mengomandoi pasukan koalisi negara-negara Anti ISIS melakukan serangan udara terhadap gerilyawan ISIS.
"Serangan ini selanjutnya akan lebih memungkinkan pasukan Irak di bawah komando Irak untuk melakukan manuver dan mengalahkan ISIS di sekitar Tikrit," katanya.
Seorang pejabat AS mengatakan pesawat Amerika dan sekutu juga menyediakan video pertempuran yang akan diberikan kepada pemerintah Irak. Selain itu penasihat dari pasukan koalisi berada di markas militer Irak untuk memberikan saran dan bantuan.
Sebanyak 30.000 tentara pemerintah Irak dan milisi yang didukung Iran turut ambil bagian, dalam kampanye melawan ISIS di Tikrit, kota asal Saddam Hussein.
Jika pasukan Syiah yang dipimpin pemerintah Irak dapat merebut kembali Tikrit, ini akan menjadi kota pertama yang direbut dari pemberontak Sunni dan akan memberikan momentum yang penting bagi Baghdad untuk menjalankan misinya merebut kembali kota Mosul, kota kedua terbesar di Irak yang masih diduduki ISIS.
Koalisi negara-negara anti ISIS yang dipimpin oleh AS beranggotakan 62 negara, terdiri dari sejumlah negara-negara maju, Arab dan beberapa negara Asia.
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...