DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja
21:33 WIB | Jumat, 08 Agustus 2014
AS Mulai Serang Militan ISIS
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat mulai ofensif, pesawat-pesawat tempur Amerika mulai menyerang dengan membom target militan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria atau ISIL) di luar kota Arbil wilayah Kurdi pada Jumat (8/8).
Setelah kewenangan yang diberikan Presiden Barack Obama pada hari Kamis(7/8) malam, Pentagon menyatakan dua jet temput FA-18 menjatuhkan bom seberat 500 pound dengan dipandu laser ke militan yang sekarang menamakan dirinya Negara Islam.
AS mengklaim militan ISIS menggunakan artileri menyerang pasukan Peshmerga Kurdi yang mempertahankan kota Arbil dan mengancam personil AS.
"Sebagaimana penjelasan Presiden, militer Amerika Serikat akan terus mengambil tindakan langsung terhadap ISIS ketika mereka mengancam personil dan fasilitas kami," kata juru bicara Pentagon Laksamana John Kirby.
Perintah Obama pada komandan militer adalah termasuk termasuk izin mengambil tindakan terhadap pasukan ISIS yang mengancam baik ribuan pengungsi Yazidi yang terjebak di Gunung Sinjar, atau kota-kota Arbil dan Baghdad, dimana para "penasihat militer" AS bermukim.
AS mengatakan bahwa tindakan awal pada hari Jumat sebagai langkah yang diperlukan untuk melindungi pusat operasi gabungan di Arbil, yang digunakan untuk mengkoordinasikan pertahanan dengan pejuang Peshmerga.
"Faktanya adalah kita memiliki orang-orang di Arbil dan jika Arbil terancam, orang kami juga terancam," kata penasehat keamanan nasional Ben Rhodes, Jumat (8/8).
Sejak Obama berbicara dari Gedung Putih pada Kamis malam, telah ada relatif sedikit kritik kembali ke intervensi militer Irak di Kongres. Namun ada dianggap kegelisahan jauh di dalam Gedung Putih tentang risiko tersedot kembali ke kampanye panjang melawan Isis.
Kedua jet FA-18 Hornets yang melakukan operasi pengeboman pada Jumat diluncurkan dari kapal induk USS George HW Bush yang berada di Teluk. Operasi dimulai pada 13:45 waktu setempat.
Setelah komandan militer mendapat otorisasi dari Obama, mereka dapat bertindak secara independen dari Gedung Putih mengenai hal-hal taktis.
"Keputusan untuk menyerang dibuat oleh komandan komando pusat AS di bawah otorisasi yang diberikan kepadanya oleh commander-in-chief," kata Kirby.
BERITA TERKAIT
KABAR TERBARU
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...