Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 16:04 WIB | Senin, 03 Juni 2024

AS: NATO Akan Menanggapi Meningkatnya Serangan Hibrida Rusia

Turki minta NATO tidak terlibat perang melawan Rusia di Ukraina.
Sebuah jet tempur F16 Turki terbang di atas kapal angkatan laut selama latihan angkatan laut tahunan NATO di pantai barat Turki di Mediterania, Kamis, 15 September 2022. (Foto: dok. AP)

PRAHA, SATUHARAPAN.COM-Sekutu NATO khawatir dan akan menanggapi meningkatnya kampanye serangan hibrida yang dilakukan Rusia terhadap mereka, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, pada Jumat (31/5).

Berbicara setelah dua hari pembicaraan di Praha di antara para menteri luar negeri NATO, Blinken mengatakan: “Hampir setiap sekutu terkena dampak intensifikasi serangan hibrida Rusia.

“Kami tahu apa yang mereka lakukan, dan kami akan merespons baik secara individu maupun kolektif jika diperlukan,” kata Blinken kepada wartawan.

Blinken merujuk pada serangkaian insiden selain serangan militer terhadap aliansi transatlantik yang beranggotakan 32 negara, yang menganggap serangan terhadap satu pihak merupakan serangan terhadap semua pihak.

Rusia pekan lalu menghapus pelampung yang membatasi perbatasan dengan Estonia di Sungai Narva.

Blinken juga merujuk pada insiden di dalam NATO yang “membakar dan menyabotase gudang pasokan” serta meningkatnya serangan dunia maya dan kampanye disinformasi yang dikaitkan dengan Rusia.

Menteri Luar Negeri Estonia, Margus Tsahkna, pekan ini mengatakan kepada AFP bahwa Rusia “mendorong batasan dan juga mempermainkan ketakutan kami.”

NATO awal bulan ini mengutuk “aktivitas jahat” Rusia di wilayahnya, dan mengatakan bahwa tindakan seperti disinformasi, sabotase, kekerasan, dan campur tangan dunia maya mengancam keamanan aliansi tersebut.

Pihak berwenang di Republik Ceko, Estonia, Jerman, Latvia, Lituania, Polandia, dan Inggris baru-baru ini menyelidiki dan mendakwa orang-orang sehubungan dengan “aktivitas negara yang bermusuhan.”

Insiden ini terjadi ketika Rusia melancarkan serangan di timur laut Ukraina, dan meraih kemenangan di medan perang lebih dari dua tahun setelah invasinya.

Blinken membenarkan bahwa Presiden Joe Biden telah menyetujui permintaan Ukraina untuk menggunakan senjata AS untuk menyerang pasukan Rusia yang terlibat dalam serangan tersebut meskipun mereka berada tepat di seberang perbatasan.

Diplomat terkemuka AS mengulangi peringatannya bahwa kemenangan Rusia tidak hanya akan menambah keberanian Moskow tetapi juga “calon agresor” lainnya. “Kami tahu bahwa jika agresi Rusia dibiarkan berlanjut di Ukraina dengan impunitas, maka agresi tersebut tidak akan berhenti di Ukraina,” kata Blinken.

Turki: NATO Jangan Ambil Bagian dalam Perang Ukraina

Sementara itu, menteri luar negeri Turki mengatakan pada hari Jumat bahwa negaranya tidak ingin NATO “mengambil bagian” dalam perang Ukraina karena anggota aliansi lainnya mengizinkan Kiev untuk menyerang Rusia dengan senjata mereka.

“Kami mendukung kelanjutan bantuan kepada Ukraina dan kemampuan Ukraina untuk melakukan pencegahan (terhadap Rusia), namun kami tidak ingin NATO mengambil bagian dalam perang ini,” kata Hakan Fidan setelah pertemuan para menteri luar negeri NATO di Praha.

“Kami pikir keseimbangan harus dijaga antara kedua hal ini, baik oleh negara-negara anggota dan NATO” secara keseluruhan, tambahnya, seraya memperingatkan bahwa konflik dapat menyebar secara regional dan memicu krisis yang lebih buruk.

Turki telah berhasil menjalin jalur diplomatik yang baik dengan mempertahankan hubungan dengan Rusia dan Ukraina sejak Moskow menginvasi tetangganya yang pro Barat pada Februari 2022.

Washington pada hari Kamis (30/5) memberi lampu hijau bagi Ukraina untuk menggunakan senjata AS untuk mempertahankan wilayah Kharkiv di perbatasan dengan Rusia, mengatasi kekhawatiran sebelumnya bahwa mengizinkan serangan semacam itu dapat menyeret NATO ke dalam konflik langsung dengan Rusia.

Jerman pada hari Jumat mengatakan pihaknya juga telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menembakkan senjata yang dikirim Jerman ke sasaran di Rusia. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home