Israel Tolak Hentikan Pertempuran di Gaza Tanpa Kembalinya Sandera
Israel Dilaporkan Serang Hizbullah di Lebanon, Seorang Tenaga Medis Tewas.
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Israel tidak akan menyetujui penghentian pertempuran di Gaza yang bukan merupakan bagian dari kesepakatan yang mencakup pemulangan sandera, kata seorang pejabat senior keamanan Israel pada hari Jumat (31/5).
Komentar tersebut muncul setelah Hamas menyatakan siap mencapai kesepakatan termasuk pertukaran sandera bagi tahanan Palestina, selama Israel menghentikan pertempuran di Gaza.
“Tidak akan ada gencatan senjata, atau penghentian pertempuran apa pun, di Gaza yang bukan merupakan bagian dari kesepakatan pembebasan sandera,” kata pejabat itu dalam komentar yang dikirim ke Reuters. “Gencatan senjata apa pun hanya akan terjadi dalam kerangka kesepakatan.”
Serangan ke Hizbullah Lebanon
Sementara itu, tim penyelamat yang berafiliasi dengan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengatakan seorang petugas medis tewas dan seorang lainnya terluka pada hari Jumat (31/5) dalam serangan Israel terhadap salah satu ambulans mereka di Lebanon selatan.
Hizbullah, sekutu Hamas, telah melancarkan serangan lintas perbatasan secara rutin dengan Israel sejak serangan kelompok militan Palestina pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang di Jalur Gaza.
“Serangan pesawat tak berawak Israel menargetkan sebuah ambulans… Seorang penyelamat tewas dan seorang lainnya terluka” di kota perbatasan Naqura, kata ruang operasi Komite Kesehatan Islam yang berafiliasi dengan Hizbullah kepada AFP.
Kantor Berita Nasional Lebanon juga mengatakan “pesawat tak berawak musuh menargetkan ambulans Komite Kesehatan di kota Naqura,” dan melaporkan adanya korban jiwa.
Beberapa kelompok militan di Lebanon mengoperasikan pusat kesehatan dan operasi tanggap darurat.
Pada hari Senin, kantor berita setempat NNA mengatakan “drone musuh” menargetkan “sebuah sepeda motor di dekat rumah sakit Salah Ghandour di kota Bint Jbeil” di selatan negara itu.
Direktur fasilitas tersebut, yang juga dijalankan oleh Komite Kesehatan Islam, mengatakan dua warga sipil tewas dalam serangan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kesehatan Lebanon mengutuk “serangan brutal Israel” terhadap rumah sakit tersebut, dan menyebutnya sebagai “kejahatan perang.”
Setidaknya 446 orang tewas di Lebanon dalam lebih dari tujuh bulan kekerasan lintas batas, sebagian besar adalah militan tetapi juga termasuk 87 warga sipil, menurut penghitungan AFP. Beberapa penyelamat Komite Kesehatan Islam termasuk di antara korban tewas.
Israel mengatakan 14 tentara dan 11 warga sipil tewas di sisi perbatasannya.
Pada bulan Maret, PBB mengatakan pihaknya “sangat terganggu” dengan serangan terhadap fasilitas layanan kesehatan di Lebanon selatan, setelah beberapa serangan yang dituduhkan dilakukan oleh Israel menewaskan 10 pekerja penyelamat darurat. (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...