AS-PBB Kutuk Rencana Permukiman Israel
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk rencana Israel untuk membangun ratusan rumah baru di permukiman Yahudi yang sudah ada sebelumnya di daerah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
"Langkah terbaru dalam apa yang tampaknya menjadi proses yang sistematis dari ekspansi perampasan tanah permukiman dan legalisasi pos-pos yang fundamental merusak prospek untuk solusi dua-negara," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby, seperti dikutip timesofisrael.com, hari Rabu (6/7).
BBC melaporkan, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan dirinya 'sangat kecewa' terkait keputusan pemerintah Israel.
Penengah perdamaian kuartet Timur Tengah internasional baru-baru ini juga mengecam pembangunan permukiman.
Sekitar 570.000 warga Israel tinggal di lebih 100 permukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel terhadap Tepi Barat dan Yerusalem Timur pada tahun 1967.
Permukiman tersebut dipandang melanggar hukum internasional, tetapi Israel mempertanyakannya.
Israel telah menyetujui pembangunan 560 rumah baru di pemukiman Maale Adumim, di Tepi Barat, juru bicara pemukiman, hari Senin (4/7).
Ini merupakan langkah Israel yang bisa meningkatkan ketegangan dengan Palestina menyusul serangkaian serangan oleh warga Palestina kepada Israel.
Rencana itu tersebut juga menyebutkan lebih 600 rumah baru di pemukiman Arab, Yerusalem Timur, lapor AP.
Menurut laporan AFP, Wali Kota Maale Adumim, pada Minggu (3/7) malam secara resmi diberitahu tentang keputusan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan, Avigdor Lieberman, untuk memungkinkan perencanaan pembangunan rumah di pemukiman sebelah timur Yerusalem, kata juru bicara.
Keputusan itu menyusul seruan Israel untuk respons secara keras atas serangkaian serangan oleh warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa hari terakhir.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...