AS Pertahankan 650 Pasukan di Afghanistan, Jaga Keamanan Diplomat
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Sekitar 650 tentara Amerika Serikat diperkirakan akan tetap berada di Afghanistan untuk memberikan keamanan bagi para diplomat setelah pasukan utama militer AS menyelesaikan penarikannya, yang sebagian besar akan dilakukan dalam dua pekanke depan, kata para pejabat AS kepada The Associated Press.
Selain itu, beberapa ratus pasukan tambahan akan tetap berada di bandar udara Kabul, kemungkinan hingga bulanSeptember, untuk membantu pasukan Turki memberikan keamanan, sebagai langkah sementara sampai operasi keamanan yang dipimpin Turki dilakukan, kata para pejabat hari Kamis (24/6).
Secara keseluruhan, para pejabat mengatakan AS mengharapkan komando militer AS dan koalisi, kepemimpinannya dan sebagian besar pasukan keluar pada 4 Juli, atau tak lama setelah itu, memenuhi tenggat waktu aspirasional yang dikembangkan para komandan beberapa bulan lalu.
Para pejabat tidak berwenang untuk membahas rincian penarikan dan berbicara kepada AP dengan syarat anonim.
Kepergian sebagian besar lebih dari 4.000 tentara yang telah berada di negara itu dalam beberapa bulan terakhir berlangsung jauh sebelum batas waktu penarikan 11 September oleh Presiden Joe Biden. Dan itu terjadi di tengah percepatan penguasaan medan perang oleh Taliban, memicu kekhawatiran bahwa pemerintah Afghanistan dan militernya dapat runtuh dalam hitungan bulan.
Para pejabat telah berulang kali menekankan bahwa keamanan di Bandar Udara Internasional Hamid Karzai di Kabul adalah persyaratan penting untuk menjaga staf diplomatik AS di Afghanistan. Namun, keputusan untuk mempertahankan pasukan tambahan di sana selama beberapa bulan lagi membuatnya lebih rumit bagi pemerintahan Biden untuk menyatakan akhir sebenarnya dari perang terpanjang Amerika hingga akhir musim gugur ini.
Dalam sebuah pernyataan Kamis malam, sekretaris pers Pentagon, John Kirby, mengatakan bahwa seperti yang diperintahkan Biden, AS akan menyelesaikan penarikan pada awal September. "Tidak ada yang berubah tentang tujuan itu." kata Kirby.
“Situasinya dinamis, dan kami meninjau kemajuan kami setiap hari. Spekulasi oleh sumber yang tidak disebutkan namanya tentang perubahan potensial pada garis waktu itu tidak boleh ditafsirkan sebagai prediktif.”
Pada hari Jumat (25/6), Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional, bertemu dengan Joe Biden di Gedung Putih. Kedua pemimpin Afghanistan juga akan bertemu di Pentagon dengan Menteri Pertahanan, Lloyd Austin, dan mungkin pejabat pemerintah lainnya, menurut pengumuman Pentagon. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Ditemukan Kuburan Massal di Suriah, Ungkap Mesin Kematian Re...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Seorang jaksa penuntut kejahatan perang internasional mengatakan pada hari...