AS Serang ISIS di Afghanistan dengan Bom Terbesar
AFGHANISTAN, SATUHARAPAN.COM - Militer Amerika Serikat (AS) menyerang ISIS dengan menggunakan bom yang dikenal sebagai "ibu dari semua bom" (MOAB), menewaskan 36 militan ISIS dan menghancurkan markas mereka, kata kementerian pertahanan Afghanistan.
Sebuah bom non-nuklir terbesar yang belum pernah digunakan sebelumnya dalam pertempuran, dijatuhkan di sebuah kompleks terowongan basis ISIS di Provinsi Nangarhar.
Tidak ada warga sipil yang terkena dampak ledakan itu, kata kementerian itu.
Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengutuk serangan itu sebagai "sebuah penyalahgunaan yang tidak manusiawi dan paling brutal di negara kita".
Chief Executive of Afghanistan Abdullah Abdullah menegaskan bahwa serangan itu sudah dikoordinasikan dengan pemerintah dan "kehati-hatian juga sudah dilakukan untuk menghindari bahaya sipil."
Kementerian pertahanan Afghanistan mengatakan bom menghantam sebuah desa di lembah Momand tempat militan ISIS bermarkas dengan membuat terowongan goa persembunyian sepanjang 300 meter.
Dikatakan bom seberat hampir 10 ton (9.800 kg) itu juga menghancurkan kumpulan besar senjata.
Juru bicara presiden, Shah Hussain Murtazawi mengatakan kepada BBC bahwa komandan ISIS Siddiq Yar adalah di antara mereka yang tewas. Murtazawi mengatakan para militan ISIS di wilayah tersebut "masuk dari Pakistan dan menganiaya warga di daerah itu.”
GBU-43/B Massive Ordnance Air Blast Bomb dijatuhkan dari pesawat di distrik Achin pada Kamis (13/4) malam waktu setempat, kata Pentagon.
Lebih dari sembilan meter panjangnya, pertama kali diuji pada tahun 2003 tetapi belum pernah dikerahkan dalam pertempuran-pertempuran sebelumnya.
Wali Kota distrik Achin Ismail Shinwary mengatakan kepada BBC bahwa pasukan khusus Afghanistan, dengan dibantu dukungan udara Amerika, memulai operasi anti-ISIS di wilayah itu sejak 13 hari yang lalu.
Dia mengatakan target ISIS telah dibom secara terus menerus tetapi "bombardir semalam sangat kuat ... terbesar yang pernah saya lihat.”
Seorang anggota kelompok anti-ISIS di daerah itu yang memberikan namanya hanya sebagai Mohammad mengatakan kepada BBC ia berada di sebuah pos pemeriksaan 1 km dari sasaran bom mengatakan, "Kami sedang makan malam ketika mendengar ledakan besar, (saya) keluar dari kamar dan melihat gunung api ... daerah penuh cahaya dari api bom."
Dia mengatakan semua warga sipil telah meninggalkan daerah itu sejak dimulainya operasi anti-ISIS.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...