AS Serang Kamp Pelatihan ISIS
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Pesawat Amerika Serikat menargetkan sebuah kamp pelatihan militan Islamic State (ISIS) di Irak utara, mengebom sejumlah gedung, pejuang dan kendaraan, kata beberapa perwira militer pada Kamis (18/9).
“Secara keseluruhan, satu serangan udara di dekat kamp pelatihan ISIL (nama lain ISIS) di tenggara Mosul menghancurkan sebuah kendaraan bersenjata ISIL, dua gedung yang dikuasai ISIL dan sejumlah besar unit pasukan darat ISIL,” menurut Komando Pusat AS, yang mengawasi pasukan Amerika di Timur Tengah, dalam sebuah pernyataan.
Itu merupakan kali pertama pesawat AS menargetkan sebuah kamp pelatihan sejak serangan udara dimulai pada 8 Agustus, ujar perwira militer AS yang tidak menyebutkan namanya kepada AFP.
Sekitar 40 militan ISIS berada di lapangan saat serangan berlangsung, ungkap perwira itu.
Serangan udara kedua menghancurkan sebuah depot amunisi ISIS di tenggara Baghdad, kata Komando Pusat.
Serangan udara AS, yang melibatkan pesawat pengebom dan tempur, berlangsung selama 24 jam terakhir dan “semua pesawat keluar dari wilayah serangan dengan selamat,” tambah Komando Pusat.
Amerika Serikat pada Kamis menyambut baik pengumuman Presiden Prancis Francois Hollande bahwa Prancis akan ikut bergabung dalam serangan udara yang dipimpin AS terhadap militan Islam di Irak.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam rapat dengan parlemen mengatakan: “Presiden Hollande telah mengumumkan bahwa ia memberikan kewenangan kepada Prancis untuk melancarkan serangan udara di Irak, sebagai tanggapan atas permintaan dari pemerintah Irak .”
“Dan kami jelas menyambut baik pengumuman publik tersebut,” kata Kerry.
Dalam dua hari rapat, Kerry mendapatkan tekanan dari Senat pada Rabu dan dari DPR pada Kamis untuk menjelaskan kontribusi masing-masing 50 negara dalam koalisi melawan kelompok ISIS.
Pada Jumat, Kerry akan memimpin pertemuan Dewan Keamanan PBB setingkat menteri di New York dan mengatakan tujuannya adalah sebagian “untuk membangun koalisi lebih spesifik.”
Jenderal John Allen, yang bertugas mengawasi upaya koalisi, akan menghadiri pembicaraan PBB pada Jumat yang bertujuan untuk “memenuhi semua kebutuhan” untuk kontribusi dari setiap negara. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...