AS Tawarkan Rp 260 Miliar untuk Informasi Pimpinan ISIS
AMERIKA SERIKAT,SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Amerika Serikat menawarkan imbalan sebesar US$ 20 juta atau sekitar Rp 260 miliar bagi siapapun yang memiliki informasi mengenai empat pemimpin kelompok milisi Negara Islam atau Islamic State Iraq and Syria (ISIS).
Keempat figur pemimpin kelompok ISIS yang diincar pemerintah AS adalah Abd al-Rahman Mustafa al-Qaduli, Abu Mohammed al-Adnani, Tarkhan Tayumurazovich Batirashvili, dan Tariq Bin-al-Tahar Bin al Falih al-‘Awni al-Harzi.
Di antara keempat pria tersebut, imbalan tertinggi sebesar US$ 7 juta atau Rp91 miliar disediakan bagi informasi mengenai Qaduli yang disebut Departemen Luar Negeri AS sebagai pejabat senior ISIS. Qaduli awalnya dikenal sebagai anggota kelompok afiliasi al-Qaeda di Irak sebelum bergabung dengan ISIS.
Di samping Qaduli, imbalan sebesar US$ 5 juta atau Rp 65 miliar disediakan untuk informasi mengenai keberadaan Adnani dan Batirashvili serta US$ 3 juta atau Rp39 miliar untuk informasi tentang Harzi.
Menurut Deplu AS, Adnani berperan sebagai juru bicara resmi ISIS. Sedangkan Batirashvili sebagai komandan medan perang di Suriah utara dan Harzi sebagai pemimpin regu bom bunuh diri ISIS.
Lepas dari keempat figur tersebut, imbalan tertinggi yang ditawarkan pemerintah AS ialah informasi mengenai keberadaan Ayman al-Zawahiri yang menjabat pemimpin al-Qaeda pada Juni 2011, tak lama setelah kematian Osama Bin Laden. Informasi soal Al-Zawahiri dihargai sebesar $ 25 juta atau Rp 325 miliar.
Mereka juga menawarkan imbalan US$ 10 juta atau Rp 130 miliar untuk pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Serangan Dallas
Kehadiran ISIS di AS semakin nyata seiring dengan insiden pada acara karikatur Nabi Muhammad di Dallas, Negara Bagian Texas.
Insiden itu berawal ketika Elton Simpson dan Nadir Soofi mengemudikan mobil ke Pameran Seni Nabi Muhammad di Garland, kawasan pinggiran Dallas, Minggu (3/5).
Ketika konferensi mendekati akhir, mereka melepas tembakan ke arah dua aparat keamanan di tempat parkir. Keduanya membawa senapan serbu dan memiliki pasokan amunisi dalam jumlah besar di dalam mobilnya.
Salah satu di antara keduanya kemudian ditembak mati oleh polisi. Lewat pesan radio, ISIS mengatakan kedua pria itu sebagai "tentara Khalifah". (bbc.co.uk)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...