AS: Tidak Ada Gencatan Senjata di Ukraina, Kecuali Termasuk Penarikan Pasukan Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan pada hari Jumat (2/6) bahwa tidak akan ada gencatan senjata dalam perang di Ukraina kecuali itu adalah bagian dari kesepakatan perdamaian yang "adil dan abadi" yang mencakup penarikan militer Rusia.
Blinken mengatakan bahwa “gencatan senjata yang hanya membekukan jalur saat ini” dan memungkinkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, “untuk mengkonsolidasikan kendali atas wilayah yang telah dia rebut, dan beristirahat, mempersenjatai kembali, dan menyerang kembali, itu bukanlah perdamaian yang adil dan abadi.”
Rusia juga harus membayar bagian dari rekonstruksi Ukraina dan dimintai pertanggungjawaban atas peluncuran invasi skala penuh ke tetangganya pada Februari 2022, kata Blinken dalam pidato selama kunjungan ke Finlandia, yang baru-baru ini bergabung dengan NATO dan berbagi perbatasan panjang dengan Rusia.
Mengizinkan Moskow mempertahankan seperlima wilayah Ukraina yang telah didudukinya akan mengirim pesan yang salah ke Rusia dan “calon agresor lainnya di seluruh dunia,” menurut Blinken.
Washington siap mendukung upaya perdamaian oleh negara lain, termasuk tawaran baru-baru ini dari China dan Brasil, katanya. Namun setiap perjanjian damai harus menjunjung tinggi prinsip kedaulatan, keutuhan wilayah dan kemerdekaan.
Amerika Serikat adalah sekutu Barat terkemuka dan pemasok senjata ke Kiev untuk membantunya melawan pasukan Kremlin.
China, yang menyatakan netral dan ingin bertindak sebagai mediator tetapi telah mendukung Moskow secara politik, pada hari Jumat mendesak negara-negara untuk menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina.
Di Ukraina, pertahanan udara menembak jatuh lebih dari 30 rudal jelajah dan drone Rusia pada hari Jumat dalam serangan udara keenam Moskow dalam enam hari di Kiev, kata pejabat setempat.
Ibu kota Ukraina secara bersamaan diserang dari berbagai arah oleh drone Shahed buatan Iran dan rudal jelajah dari wilayah Kaspia, tulis pejabat senior Kiev, Serhii Popko, di Telegram.
Seorang pria berusia 68 tahun dan seorang anak berusia 11 tahun terluka dalam serangan itu, dengan rumah-rumah pribadi, bangunan luar dan mobil mengalami kerusakan akibat puing-puing yang berjatuhan, menurut Kantor Kejaksaan Agung Ukraina.
Rentetan serangan baru-baru ini di ibu kota telah membuat penduduk tegang dan menguji kekuatan pertahanan udara Ukraina sementara pejabat Kiev merencanakan apa yang mereka katakan sebagai serangan balasan yang akan datang untuk memukul mundur pasukan Kremlin 15 bulan setelah invasi skala penuh mereka. Kiev menjadi sasaran serangan drone dan rudal selama 17 hari bulan lalu, termasuk serangan siang hari.
Namun, strategi Moskow bisa menjadi bumerang, menurut Institute for the Study of War, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Washington.
Serangan udara bertujuan untuk "menurunkan kemampuan serangan balik Ukraina, tetapi ... prioritas Rusia atas Kiev kemungkinan akan semakin membatasi kemampuan serangan untuk secara berarti membatasi tindakan serangan balik Ukraina yang potensial," katanya dalam sebuah penilaian hari Kamis malam.
Pertahanan udara Ukraina mencegat semua 15 rudal jelajah dan 21 drone serang, kata kepala staf Ukraina, Valerii Zaluzhnyi. Kantor kepresidenan Ukraina mengatakan pada hari Jumat bahwa setidaknya empat warga sipil tewas dan 42 lainnya luka-luka selama 24 jam sebelumnya.
Sementara itu, wilayah perbatasan Rusia kembali mendapat serangan dari Ukraina. Penggrebegan lintas batas baru-baru ini juga mengguncang wilayah-wilayah Rusia itu dan membuat Kremlin waspada.
Itu bisa menjadi strategi Ukraina untuk membubarkan pasukan Rusia sebelum serangan balasan dimulai. “Komandan Rusia sekarang menghadapi dilema akut apakah akan (memperkuat) pertahanan di wilayah perbatasan Rusia atau memperkuat garis depa mereka di Ukraina yang diduduki,” kata kementerian pertahanan Inggris, hari Jumat.
Sistem pertahanan udara menembak jatuh "beberapa drone Ukraina" pada Kamis malam di wilayah Kursk selatan Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina, tulis Gubernur Roman Starovoit di Telegram.
Di wilayah tetangga Bryansk, yang juga berbatasan dengan Ukraina, Gubernur wilayah Alexander Bogomaz mengatakan bahwa pasukan Ukraina menembaki dua desa pada hari Jumat pagi. Tidak ada korban yang dilaporkan.
Dua drone juga menyerang fasilitas energi di wilayah Smolensk barat Rusia, yang berbatasan dengan Belarusia, pada dini hari Jumat, kata para pejabat. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...