AS Tidak Berencana Tarik Pasukan dari Irak
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat tidak berencana untuk menarik militernya dari Irak, kata Menteri Pertahanan AS, Mark Esper, mengatakan kepada wartawan di Pentagon pada hari Senin (6/1). Pernyataan ini menyusul laporan media tentang adanya surat militer AS tentang penarikan tersebut.
"Tidak ada keputusan apa pun untuk meninggalkan Irak," kata Esper ketika ditanya tentang surat itu, dikutip Reuters. Dia enambahkan juga tidak ada rencana yang dikeluarkan untuk bersiap-siap pergi.
"Saya tidak tahu apa surat itu... Kami berusaha mencari tahu dari mana datangnya, apa itu. Tetapi tidak ada keputusan yang dibuat untuk meninggalkan Irak. Titik."
Esper menambahkan Amerika Serikat masih berkomitmen untuk melawan ISIS di Irak, bersama sekutu dan mitra Amerika.
Sementara itu, Jenderal Angkatan Darat Mark, Milley, Kepala Staf Gabungan, mengatakan bahwa surat mengenai Irak adalah rancangan yang tidak memiliki kata-kata yang buruk, dimaksudkan untuk menggarisbawahi peningkatan tingkat pergerakan pasukan.
Sebelumnya diberitakan bahwa sebuah surat resmi AS yang memberi tahu Irak bahwa pasukan Amerika akan mulai ditarik adalah "asli" tetapi tidak dimaksudkan untuk dikirim pada saat ini, kata Kepala Staf Gabungan, Mark Milley, mengatakan Senin (6/1) dikutip AFP.
"Ini adalah kesalahan McKenzie," kata Milley kepada wartawan, merujuk pada komandan Komando Sentral AS, Jenderal Frank McKenzie. "Seharusnya tidak dikirim," kata Milley.
Sebuah surat yang dikirim pada hari Senin kepada pemerintah Irak dari seorang komandan di Irak mengatakan pasukan akan "memposisikan ulang selama beberapa hari dan pekan mendatang untuk mempersiapkan pergerakan selanjutnya."
Sementara itu, menanggapi situasi di Iran dan Irak setelah terbunuhnya komandan pasukan Garda Revolusi Irak, Qassem Soleimani oleh seragan AS, duta besar NATO berkumpul pada hari Senin di Brussel. Pertemuan darurat diadakan oleh kepala aliansi militer untuk membahas situasi di Timur Tengah setelah serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad menewaskan seorang jenderal Iran, kata seorang pejabat NATO dikutip AFP.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatur pertemuan setelah berkonsultasi dengan anggota aliansi. duta besar NATO bertemu secara teratur, tetapi pertemuan Senin diselenggarakan dengan pemberitahuan singkat setelah aliansi memutuskan pada hari Sabtu untuk menunda misi pelatihannya di Irak terkait risiko keamanan menyusul pembunuhan Qassem Soleimani pada hari Jumat (3/1).
Editor : Sabar Subekti
1.100 Tentara Korea Utara Jadi Korban dalam Perang Rusia-Ukr...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Lebih dari 1.000 prajurit Korea Utara tewas atau terluka dalam perang Rusia d...