AS Tolak Tanggapi Wafatnya Pemimpin FETO Fetullah Gulen
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada Senin (21/10) menolak memberi tanggapan terkait wafatnya Fetullah Gulen, pemimpin Organisasi Teroris Fetullah (FETO).
"Saya tidak akan mengomentari masalah yang melibatkan individu pribadi yang tinggal di AS. Jadi saya telah melihat laporan tersebut tetapi tidak dapat memberikan informasi apa pun," kata wakil juru bicara Vedant Patel saat menanggapi pertanyaan dari wartawan Anadolu.
Sebelumnya, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby memberi tanggapan dengan mengatakan "tidak ada apapun saat ini" ketika ditanya mengenai kematian Gulen.
Gulen, 83, meninggal dunia di Rumah Sakit St. Luke di negara bagian Pennsylvania, AS.
Anadolu mendapatkan gambar kamar 251 dimana Gulen di rawat sebelum meninggal dunia.
Rekaman itu menunjukkan bahwa kamar itu baru saja dikosongkan dan dibersihkan. Staf rumah sakit mengatakan bahwa hingga baru-baru ini, beberapa pengunjung datang untuk memeriksa perawatannya.
Jenazahnya dilaporkan dibawa ke kamar jenazah rumah sakit, yang tidak dapat diakses publik. Intelijen Turki telah memastikan kematian Gulen, sebut Menteri Luar Negeri Hakan Fidan pada Senin.
Gulen tinggal di Pennsylvania dan para pemimpin Turki telah lama meminta ekstradisi, tetapi pejabat pengadilan AS menolak permintaan ini.
Ia mengatur kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016 di Turki yang menewaskan 252 orang dan melukai 2.734 orang.
Pemerintah Turki juga menuduh FETO berada di balik kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi di lembaga-lembaga Turki, khususnya militer, polisi, dan pengadilan.
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...