ASDP Tutup Semua Jalur Penyeberangan di NTT
KUPANG, SATUHARAPAN.COM - PT (Persero) Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Ferry Indonesia Cabang Kupang menutup semua jalur penyeberangan di Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat cuaca buruk.
"Keadaan gelombang laut saat ini sangat membahayakan keselamatan pelayaran, sehingga kami mengambil langkah untuk menutup semua lintasan penyeberangan di wilayah provinsi kepulauan itu," kata General Manager PT (Persero) ASDP Ferry Indonesia Cabang Kupang Arnold Jansen kepada Antara di Kupang, Selasa (14/7).
Menurut laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun El Tari Kupang, kecepatan angin di atas permukaan laut saat ini berkisar antara 35-50 km/jam atau sekitar 40 knot/jam, sehingga memicu terjadinya gelombang pasang hingga mencapai lima meter.
Sehari sebelumnya, perusahaan pelayaran ini masih membuka lintasan penyeberangan Kupang-Larantuka, namun memasuki Selasa (14/7), keadaan gelombang semakin sulit diprediksi sehingga manajemen mengambil sikap untuk menutup semua lintasan penyeberangan di NTT.
BMKG Stasiun El Tari Kupang mengimbau, operator kapal-kapal nelayan dan kapal-kapal feri untuk berhati-hati melintas di wilayah peraran NTT, karena kondisi laut saat ini kurang bersahabat bagi semua armada pelayaran, kecuali kapal-kapal penumpang milik PT Pelni (Persero) serta kapal-kapal barang yang berukuran besar.
Keadaan laut yang kurang bersahabat itu, ikut mengganggu arus mudik Lebaran, terutama bagi para pemudik di wilayah NTT yang hendak menggunakan jasa kapal feri dari dan ke Kupang, untuk berlebaran bersama keluarga.
"Ini fenomena alam yang tidak bisa dibendung oleh siapa pun. Jika BMKG melaporkan tinggi gelombang sampai lima meter disertai kecepatan angin sampai 40 knot/jam, untuk apa kami harus mengambil risiko?" kata Arnold Jansen.
Atas dasar laporan BMKG tersebut, manajemen PT (Persero) ASDP Ferry Indonesia Cabang Kupang memilih untuk menutup semua lintasan penyeberangan di NTT.
Truk-truk pengangkut sembako yang hendak didistribusikan ke daratan Pulau Flores, Sumba, Alor, Rote, dan Sabu Raijua, terpaksa harus tertahan di pelabuhan penyeberangan Bolok Kupang, sampai batas waktu yang belum diketahui.
"Jika BMKG melaporkan keadaan sudah normal kembali, kami akan langsung membuka kembali semua lintasan penyeberangan di NTT," demikian Arnold Jansen.(Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...