ASEAN: China dan AS Jangan Provokasi Masalah Taiwan
PHNOM PENH, SATUHARAPAN.COM-Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyerukan ketenangan di Selat Taiwan, dan mendesak setiap “tindakan provokatif” setelah kunjungan Ketua Kongres Amerika Serikat, Nancy Pelosi, ke Taipei yang telah membuat marah Beijing.
Dalam pernyataan langka tentang isu-isu seperti itu dari kelompok 10 negara, beberapa di antaranya anggotanya lebih condong ke China dalam kesetiaan dan beberapa ke Amerika Serikat. Pertemuan para menteri luar negeri ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, hari Kamis (4/8) mengatakan bahwa mereka khawatir situasinya bisa "mengacaukan kawasan dan pada akhirnya dapat menyebabkan salah perhitungan, konfrontasi serius, konflik terbuka, dan konsekuensi tak terduga di antara kekuatan-kekuatan besar.”
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken ,dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, mengambil bagian dalam pertemuan ASEAN yang sedang berlangsung di Phnom Penh pada hari Kamis dan Jumat.
Pelosi menerima sambutan euforia sebagai ketua Kongres AS pertama, dan pejabat tertinggi AS, yang mengunjungi Taiwan dalam lebih dari 25 tahun, dan China dengan cepat menanggapi dengan mengumumkan beberapa latihan militer di dekatnya.
China mengklaim pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai wilayahnya dan menentang keterlibatan apa pun oleh pejabat Taiwan dengan pemerintah asing.
Melanggar Status Quo
Beijing menuduh AS melanggar status quo dengan kunjungan Pelosi, sementara AS menegaskan tidak ada perubahan pada posisi "satu-China" untuk mengakui pemerintah di Beijing, sementara mengizinkan hubungan informal dan hubungan pertahanan dengan Taipei.
Di sisi lain, dengan meningkatnya aktivitas militer China baru-baru ini di sekitar Taiwan, Washington menuduh Beijing tidak lagi menerima status quo.
Tak lama setelah Pelosi mendarat Selasa malam, China mengumumkan latihan tembakan langsung yang dilaporkan dimulai malam itu, serta latihan empat hari mulai Kamis. Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China juga menerbangkan kontingen 21 pesawat tempur menuju Taiwan.
Sementara itu, AS memiliki kelompok kapal induk dan aset angkatan laut lainnya di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan mereka, para menteri luar negeri ASEAN menyerukan “pengendalian maksimum” dan semua pihak untuk “menahan diri dari tindakan provokatif.”
“Dunia sangat membutuhkan kebijaksanaan dan tanggung jawab semua pemimpin untuk menjunjung tinggi multilateralisme dan kemitraan, kerja sama, hidup berdampingan secara damai dan persaingan yang sehat untuk tujuan bersama perdamaian, stabilitas, keamanan dan pembangunan inklusif dan berkelanjutan,” kata mereka.
“Kita harus bertindak bersama dan ASEAN siap memainkan peran konstruktif dalam memfasilitasi dialog damai antara semua pihak termasuk melalui pemanfaatan mekanisme yang dipimpin ASEAN untuk mengurangi ketegangan, untuk menjaga perdamaian, keamanan, dan pembangunan di kawasan kita.”
ASEAN terdiri dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...