Asim Umar: Pimpinan Al-Qaeda Terbunuh di Afghanistan
HELMAND, SATUHARAPAN.COM - Seorang pemimpin penting jaringan teroris al-Qaeda tewas dalam operasi militer gabungan AS-Afghanistan bulan lalu, kata badan intelijen Afghanistan.
Asim Umar, pemimpin tertinggi wilayah al-Qaeda in the Indian Subcontinent (AQIS), tewas dalam serangan di kamp Taliban di Provinsi Helmand pada 23 September, kata National Directorate of Security (NDS) Afganistan.
Setidaknya 40 warga sipil dilaporkan tewas dalam operasi itu.
AS dan al-Qaeda belum mengkonfirmasi kematian Umar tersebut.
Namun Taliban telah membantah kabar itu. Seorang juru bicara menyangkalnya sebagai "propaganda yang dibuat-buat oleh musuh," sebagai gantinya menuduh bahwa serangan itu "hanya menyebabkan kerugian besar warga sipil."
Dalam sebuah pernyataan yang dibagikan di Twitter pada hari Selasa (8/10), NDS mengatakan serangan gabungan AS-Afghanistan terjadi di sebuah kompleks di distrik "kubu Taliban di Musa Qala," tempat Umar dan anggota AQIS lainnya "bercokol."
Pernyataan juga mengatakan bahwa enam anggota AQIS lainnya juga terbunuh, "kebanyakan" di antaranya adalah orang Pakistan. Abu Raihan, dikatakan sebagai "kurir" Umar untuk pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri, disebut sebagai salah satu dari mereka yang terbunuh.
NDS di akun @NDSAfghanistan mengunggah pernyataannya tersebut beserta dua foto yang menunjukkan Umar hidup dan jenazahnya. Tetapi keterangan rinci dari operasi dan apa yang terjadi pada mayat-mayat itu tidak dijelaskan.
Keberadaan pemimpin senior al-Qaeda di kompleks Taliban itu memunculkan pertanyaan terkait komitmen mereka dalam memutuskan hubungan dengan jihadis al-Qaeda sebagai bagian dari pembicaraan damai dengan Amerika Serikat.
AS melancarkan perangnya di Afghanistan setelah serangan 9/11 pada tahun 2001 karena Taliban, yang kemudian memerintah negara itu, menolak menyerahkan Osama Bin Laden pemimpin al-Qaeda saat itu.
Sebelum Presiden AS Donald Trump menghentikan perundingan damai bulan lalu, Washington dan Taliban tampak dekat dengan sebuah perjanjian, terlihat dengan penarikan pasukan AS dari Afganistan sebagai imbalan bagi Taliban meninggalkan dan memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok seperti al-Qaeda.
Taliban terus melakukan pemberontakan berdarah melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing sejak digulingkan pada tahun 2001 dan sekarang menguasai wilayah cukup luas di negara itu.
Pejabat di Helmand telah mengkonfirmasi bahwa operasi tersebut menewaskan banyak warga sipil yang menghadiri pesta pernikahan di sekitarnya.
Para pejabat Amerika mengatakan mereka sedang menyelidiki laporan adanya puluhan korban dari warga sipil.
Tetapi mereka menduga bahwa sebagian besar warga tewas itu mungkin terbunuh karena ledakan sekunder atau dari rompi bunuh diri yang dikenakan militan. Baik pasukan AS dan Afghanistan sering menuduh Taliban menggunakan warga sipil sebagai tameng.
CBS News melaporkan bahwa pasukan khusus AS juga terlibat dalam operasi tersebut.
Asim Umar memimpin AQIS sejak pembentukannya pada September 2014.
Tidak banyak yang diketahui tentang dia tetapi dia dikatakan berasal dari India, dan menghabiskan bertahun-tahun di kota Miranshah, bekas kubu militan di daerah suku Pakistan dekat perbatasan Afghanistan.
Dia juga dilaporkan bekerja dengan kelompok-kelompok yang berfokus pada Kashmir seperti Harkatul Mujahedeen dan Jaish-e-Mohammad sebelum bergabung dengan al-Qaeda. (bbc.co.uk)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...