Diserang Turki, SDF Kurdi Mungkin Gabung dengan Al-Assad
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Pasukan Turki telah melancarkan serangan terhadap sejumlah daerah di pedesaan timur laut Hasaka, Suriah di mana Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi berada.
Kantor berita Suriah, SANA, hari Selasa (8/10) mengatakan bahwa serangan menargetkan sebuah situs dekat Simalka, koridor tidak resmi di perbatasan antara Suriah dan Irak dan Tal Tawil di pedesaan daerah al-Malkiya di mana milisi Qasad (SDF) diposisikan.
Akibat serangan Turki, para pemimpin SDF pimpinan Kurdi sedang mempertimbangkan untuk bermitra dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dalam menghadapi serangan Turki di Suriah timur laut.
"Kami sekarang mencari semua opsi untuk mencegah serangan Turki, termasuk berkomunikasi dengan Moskow dan Damaskus jika ada kekosongan Amerika," kata seorang pejabat Kurdi Suriah dalam wawancara dengan media Arab Saudi, Al Arabiya.
Kemungkinan kerja sama itu ada, karena keduanya pernah bekerja sama melawan kelompok Negara Islam (ISIS) di wilayah yang dikuasai SDF.
Serangan Turki kepada kelompok Kurdi di Suriah dimungkinkan setelah Amerika Serikat mengumumkan penarikan pasukannya dari wilayah itu. SDF adalah mitra pasukan AS dalam perang melawan ISIS.
Turki telah lama berencana menyerang SDF di Suriah, karena dinilai mempunyai hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang berjuang melawan Turki untuk kemerdekaan Kurdi.
Selain itu, menurut Reuters, Turki bermaksud mengusir pasukan Kurdi dari Suriah timur laut dan menciptakan ruang untuk memukimkan kembali dua juta pengungsi Suriah yang saat ini berada di Turki.
SDF, dengan bantuan pasukan koalisi pimpinan AS, bertahun-tahun berjuang untuk mendapatkan tanah di Suriah utara dan timur dengan melawan ISIS.
Presiden AS, Donald Trump, menghadapi kritik kers dari dalam negeri, karena dinilai meninggalkan Kurdi. "Kami mungkin sedang dalam proses meninggalkan Suriah, tetapi kami sama sekali tidak Abaikan Kurdi, yang adalah orang-orang khusus dan pejuang yang hebat," kata Trump dalam akun tweeternya.
Sebelumnya, Trump mengancam akan benar-benar menghancurkan dan melenyapkan perekonomian Turki, jika Turki mengambil tindakan yang dianggapnya "terlarang."
Suku Kurdi adalah kelompok etnis yang hidup terutama di Suriah utara dan Irak, Iran barat, dan Turki timur. Mereka bangsa yang terpisah di beberapa negara dan tidak memiliki negara.
Kurdi dijanjikan memiliki negara mereka sendiri setelah Perang Dunia I oleh sekutu Barat, tetapi janji itu tidak dipenuhi setelah negara modern Turki didirikan pada tahun 1923.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...