Asosiasi Sepakbola Liberia Tak Bantah Ada Perdagangan Pemain
MONROVIA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Asosiasi sepakbola Liberia, Musa Bility tidak membantah adanya "kekeliruan" sehubungan dengan perdagangan pemain sepakbola belia asal negaranya.
Menurut dia, asosiasi yang dipimpinnya seharusnya bisa melakukan lebih banyak lagi untuk mencegah terjadinya perdagangan pemain itu.
Investigasi BBC menemukan bahwa klub sepakbola Champasak United, Laos, telah 'mengimpor' 23 pesepakbola belia asal Afrika Barat ke akademi sepakbola yang tak terdaftar.
Menurut aturan FIFA, melarang perpindahan pemain ke akademi negara lain sampai mereka berumur 18 tahun.
"Apapun peran yang mungkin kami mainkan dalam kejadian itu, saya percaya itu patut disesalkan," kata Bility.
Bility berharap para pemain belia yang masih tersisa agar kembali ke negaranya.
"Kami tak hanya meminta menteri luar negeri, tetapi juga kepada Pemerintah Laos untuk campur tangan dalam urusan ini. Mereka harus pulang kampung," kata Bility yang berniat mencalonkan diri jadi presiden FIFA.
Sementara itu, enam orang pemain belia masih bergabung dengan Champasak United. Klub yang bermarkas di Kota Pakse di selatan Laos itu membantah melakukan kesalahan.
Para pesepakbola belia yang sempat dihubungi BBC di Laos menyatakan mereka tidak ingin pulang sekalipun tidak punya izin kerja dan hanya memiliki sedikit kebebasan.
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...