Asparagus Kaya Nutrisi Antioksidan
SATUHARAPAN.COM – Tidak semua orang familiar dengan asparagus. Selain tak mudah mendapatkannya di pasaran, barangkali juga karena sayuran berbentuk tombak ini lebih identik dengan masakan Barat.
Jenis sayuran yang lebih sering disajikan di restoran besar atau di dalam jamuan makan ini patut kita ketahui kandungan gizi dan manfaatnya. Biasanya asparagus disajikan dalam bentuk sup asparagus sebagai menu pembuka, atau sayuran pelengkap steak, pasta, dan bahkan hanya direbus dan disajikan dengan bumbu minimalis layaknya salad.
Asparagus merupakan salah satu jenis sayuran yang dikonsumsi bagian batang muda atau tunasnya. Walaupun enak, sebagian orang tidak suka dengan aroma asparagus. Aroma pesing sering muncul pada urine setelah mengonsumsinya .
Dikutip dari mnn.com, aroma pesing tersebut menurut peneliti ditimbulkan oleh senyawa mercaptan. Senyawa sulfur yang ditemukan di asparagus itu, juga ditemukan pada telur, sekresi sigung, dan perut kembung.
Walaupun demikian sayuran yang satu ini kaya nutrisi. Menurut Wikipedia, asparagus banyak mengandung vitamin B6 dan C, antikarsinogen, antioksidan, kaya serat, asam folat, juga kaya akan asam amino asparagina, yang berasal dari asparagus, yang sangat diperlukan oleh sistem saraf untuk menjaga kesetimbangan, dan, juga berperan pula dalam sintesis amonia.
"Asparagus kaya akan nutrisi, dan sangat tinggi vitamin K yang membantu bekuan darah, antiinflamasi serta menyediakan berbagai macam nutrisi antioksidan, termasuk vitamin C, beta-karoten, vitamin E, dan mineral seng, mangan dan selenium," kata ahli nutrisi Laura Flores dari San Diego.
Menurut Dr Josh Axe, dokter ahli pengobatan alami, dokter ahli gizi chiropractic dan klinis pada Exodus Health Center, Brentwood Amerika Serikat, seperti dikutip dari draxe.com, asparagus memiliki khasiat antioksidan dan antiinflamasi, dan telah digunakan sebagai sayuran dan obat selama 2.500 tahun, untuk membantu jantung, pencernaan, tulang, dan bahkan sel.
Asparagus juga merupakan makanan padat nutrisi, yang tinggi kandungan asam folatnya dan berdasarkan penelitian ekstensif telah menjadi sayuran terbaik di antara buah dan sayuran karena kemampuannya untuk mengurangi efek radikal bebas yang merusak sel.
Pemerian Botani Asparagus
Asparagus, menurut Wikipedia, memiliki nama ilmiah Asparagus officinalis, suatu jenis sayuran dari tumbuhan genus Asparagus.
Tanaman asparagus, dikutip dari agroteknologi.web.id, merupakan semak menjalar dengan panjang mencapai 3 meter. Bentuk tanaman asparagus adalah silindris dengan batang yang memanjang membentuk rebung. Asparagus dikenal sebagai tanaman herbal yang memiliki tinggi 100-150 cm, berkarakteristik tidak memiliki bunga melainkan berupa kuncup yang berada di atas.
Tanaman asparagus mempunyai warna hijau pada daun dan buah, berbentuk majemuk, dan juga berseling tersebar. Selain itu tanaman berbentuk mirip jarum dengan panjang daun hanya sekitar 1 cm, warna daun hijau.
Bunga pada tanaman asparagus merupakan bunga majemuk. Benang sari silindris dengan panjang 2 cm. Selain itu bunga tanaman asparagus memiliki putik dan berbentuk bintang.
Mahkota berwarna putih kemerahan. Selain bunga ada tanaman asparagus yang berbentuk kotak. Jika masih muda buahnya berwarna hijau dan jika sudah tua berwarna kecokelatan.
Biji tanaman asparagus berwarna putih dengan bentuk bulat berdiameter 5 mm. Akar tanaman asparagus adalah serabut dengan warna akar putih kotor seperti akar lainnya.
Asparagus umumnya berwarna hijau, meski ada yang berwarna hijau dengan daun berwarna ungu (asparagus ungu) atau jenis lain yang berwarna putih kekuning-kuningan (asparagus Spargel). Tanaman ini merupakan asli Eropa yang kemudian pada masa kolonialisme menyebar ke Afrika Utara dan Asia Barat.
Asparagus yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia terdiri atas dua jenis, yaitu asparagus putih dan asparagus hijau. Asparagus putih dibudidayakan di dataran tinggi dan tidak banyak dijumpai di Indonesia.
Asparagus, dikutip dari draxe.com, pertama kali dibudidayakan sekitar 2.500 tahun yang lalu di Yunani, dan nama itu diambil dari kata Yunani yang berarti tangkai atau tunas.
Sejak awal, manfaat nutrisi asparagus sudah mendapat perhatian dan sudah digunakan sebagai obat alami. Asparagus dikenal karena sifat diuretiknya, dan dinikmati karena rasanya yang halus dan berbeda.
Kaisar Augustus dari Roma menciptakan “Armada Asparagus”, saat asparagus dibawa ke Pegunungan Alpen untuk dibekukan, sebagai sayuran yang disimpan untuk musim dingin. Bahkan ada resep untuk asparagus dalam buku resep tertua yang masih ada dari abad ketiga Masehi.
Orang Prancis mulai mengolah asparagus pada tahun 1400-an, dan orang-orang Inggris dan Jerman mulai memperhatikan sayuran bergizi ini pada tahun 1500-an. Asparagus dikenal di Amerika Serikat sekitar tahun 1850.
Saat ini, importir asparagus teratas adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Tiongkok adalah produsen terbesar di dunia, dan produksi Amerika Serikat tertinggi di California, Michigan, dan Washington.
Manfaat Herbal Asparagus
Asparagus dikutip dari livescience.com, mengandung asam amino asparagin, serta kromium, jenis mineral yang membantu insulin melakukan pekerjaan pengangkutan glukosa. Tanaman ini juga sangat kaya akan glutathione, senyawa detoksifikasi yang dapat membantu menghancurkan karsinogen.
Sebuah studi pada tahun 2011 yang dipublikasikan di British Journal of Nutrition juga mengemukakan bahwa kemampuan asparagus untuk memperbaiki sekresi insulin dan memperbaiki fungsi sel beta juga membantu menurunkan risiko diabetes tipe 2. Sel beta adalah sel unik di pankreas yang memproduksi, menyimpan dan melepaskan insulin.
Sayuran asparagus mengandung kalori dan karbohidrat yang tergolong rendah. Karena itu, cocok dikonsumsi oleh orang yang sedang menjalani diet rendah kalori atau penderita diabetes (mengalami hiperglikemia ).
Ahli nutrisi Laura Flores mencatat bahwa jumlah folat dalam asparagus yang tinggi sangat penting bagi wanita usia subur untuk dikonsumsi setiap hari, karena folat dapat mengurangi risiko cacat pada saraf otak.
Sedangkan menurut penelitian yang diterbitkan di West Indian Medical Journal tahun 2010, yang dikutip dari livescience.com, menyebutkan asparagus dapat bertindak sebagai diuretik alami. Asparagus dapat membantu membersihkan tubuh dari kelebihan garam dan cairan, sehingga sangat baik untuk orang yang menderita edema dan tekanan darah tinggi.
Nutrisi asparagus juga membantu membuang racun ke ginjal dan mencegah batu ginjal. Selain itu, para peneliti telah menyimpulkan bahwa manfaat lain dari nutrisi asparagus adalah bahwa hal itu juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan kondisi saluran kemih lain yang menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Farmasi dan Obat-obatan Kimia dan Departemen Ilmu Hayati Universitas Ahmadu Bello, Zaria Kaduna, Nigeria, tentang aktivitas analgesik dan antiinflamasi ekstrak asparagus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki sifat analgesik dan antiinflamasi.
Ahli nutrisi Laura Flores menambahkan asparagus dapat membantu menstabilkan proses pencernaan di dalam tubuh kita. Ini karena di dalam asparagus terdapat kandungan protein serta serat yang dapat membantu pergerakan makanan yang masuk di dalam sistem pencernaan.
Penelitian yang dilakukan di Universitas Ohio, menyebutkan bahwa asparagus banyak mengandung inulin, sejenis serat yang unik untuk kelancaran proses pencernaan. Inulin ini juga merupakan prebiotik yang dapat membunuh bakteri di dalam usus, mengurangi alergi, membantu penyerapan nutrisi bagi tubuh dan juga mencegah terjadinya kanker pada usus.
Inulin sendiri tidak akan rusak sebelum mencapai usus besar, yang menjadikan asparagus sebagai sayuran efektif pencegah kanker. Asparagus memiliki kandungan serat dan air tinggi, yang membantu mencegah sembelit, menjaga kesehatan saluran pencernaan, dan menurunkan risiko kanker usus besar.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...