Assange Sarankan Wartawan Gunakan Pos untuk Hindari Spionase

BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM - Pendiri WikILeaks Julian Assange mengimbau wartawan agar menggunakan layanan pos biasa untuk mencegah spionase pemerintah.
“Saran saya bagi orang-orang yang tidak memiliki pengalaman 10 tahun di bidang kriptografi adalah kembali menggunakan metode lama (dan) memanfaatkan layanan pos tradisional,” kata Assange dalam wawancara yang diterbitkan pada hari Sabtu (24/10).
“Badan intelijen menganggap wartawan sebagai mata-mata,” katanya kepada harian Belgia Le Soir. “Metode yang sama tak hanya digunakan terhadap mata-mata tapi juga wartawan, dan sekarang wartawan harus belajar metode kontraspionase untuk melindungi narasumber mereka.”
WikiLeaks pada Kamis membocorkan bagian kedua dokumen dari hasil peretasan surat elektronik pribadi milik direktur CIA John Brennan, termasuk kontak di buku teleponnya.
Assange, dalam wawancara lain dengan harian Belgia L’Echo, menegaskan bahwa WikiLeaks akan merilis bagian lain dokumen Brennan pada Senin besok. Dia menyebutnya sebagai “dokumen yang tak hanya ditunggu-tunggu oleh banyak aktivis hak asasi manusia dan pengacara tapi juga orang-orang yang disiksa”.
Dia menambahkan WikiLeaks akan segera mengunggah informasi mengenai Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP).
WikiLeaks pada Agustus meminta imbalan sebesar 100.000 euro (sekitar Rp 1,5 miliar) untuk salinan kesepakatan perdagangan itu.(AFP)

Tentara Ukraina Menolak Desakan Perdamaian Trump-Rusia
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pembicaraan perdamaian pekan ini antara Rusia dan Amerika Serikat yang bertuju...