Assibisindo: Ekspor Buah Tropis Indonesia Masih Terhambat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Ketua Asosiasi Eksportir dan Importir Buah dan Sayur Segar Indonesia (Assibisindo), Kafi Kurnia, mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor buah-buahan tropis ke berbagai negara, namun ada beberapa faktor yang masih menghambat bisnis tersebut.
Dia juga menilai pemerintah gagal untuk mengubah buah menjadi komoditas ekspor utama.
“Ada beberapa faktor yang saling terkait menghalangi volume ekspor dan pendapatan yang lebih tinggi. Pertama, kualitas buah di Indonesia umumnya rendah karena hampir semua petani buah Indonesia adalah petani kecil yang tidak memiliki sumber daya keuangan untuk berinvestasi pada mesin-kualitas yang lebih tinggi, pestisida dan pupuk, dan yang juga kurang penguasaan teknik pertanian berkualitas tinggi,” kata Kafi Kurnia sebagaimana dikutip indonesia-investments.com, hari Kamis (31/3).
“Buah kualitas rendah ini tidak cocok untuk tujuan ekspor,” dia menambahkan.
Kedua, Indonesia juga tidak memiliki kebun buah yang besar atau perkebunan luas. Ketiga, meskipun kaya buah-buahan tropis, Indonesia tidak memiliki tempat penyimpanan dan transportasi industri yang baik.
“Penanganan yang memadai dari buah yang baru dipetik sangat penting dalam penyimpanan supaya buah dan sayuran dapat tahan lama dan tetap berkualitas baik,” katanya.
Selain itu, adanya masalah yang berkaitan dengan mutu yang tidak memadai dan kuantitas pembangunan infrastruktur di Indonesia, juga biaya logistik telah menjadi sangat tinggi.
“Belum lagi situasi paradoks muncul bahwa kadang-kadang harga jeruk impor dari Tiongkok yang tersedia lebih murah di supermarket di Jakarta dibandingkan dengan jeruk yang dihasilkan di daerah lain di Indonesia (dan diangkut ke yang supermarket yang sama di Jakarta),” katanya.
Kurnia mengatakan pemerintah Indonesia memiliki peran penting untuk mengatasi keadaan ini dan harus mengikuti contoh dari pemerintah Thailand dan Malaysia yang keduanya telah berhasil mengatasi kondisi yang sama.
“Misalnya, Thailand kini memiliki perkebunan durian yang luas dan dengan demikian negara telah menjadikan eksportir utama durian,” contohnya.
Kurnia menyatakan bahwa pemerintah Indonesia mesti mengembangkan perkebunan buah khusus yang memberikan buah dengan kualitas (dan kuantitas) ekspor.
Berdasarkan laporan dari Kementerian Pertanian Indonesia, terdapat permintaan yang kuat untuk buah-buahan tropis Indonesia di Amerika Serikat, Belanda, Spanyol, Jepang dan Timur Tengah.
Pada 2015 nanas merupakan produk yang paling berharga di Indonesia dalam hal ekspor buah. Pada tahun itu Indonesia mengekspor total 193.940 ton nanas dan menghasilkan USD $ 232.300.000 (sekitar Rp 3 miliar) untuk penerimaan devisa.
Sementara di posisi kedua adalah manggis dan diikuti oleh pisang. Buah-buahan lain yang dianggap berharga karena permintaan global yang tinggi adalah mangga, jeruk dan durian.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...