Atasi Krisis Pangan Global, PBB dan Rusia Bahas Ekspor Biji-bijian dan Pupuk
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Seorang pejabat senior PBB melakukan "diskusi konstruktif" di Moskow dengan Wakil Perdana Menteri Pertama Rusia, Andrei Belousov, untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia ke pasar global, kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, hari Selasa (31/5).
Pejabat PBB, Rebecca Grynspan, sekarang berada di Washington untuk pembicaraan tentang masalah yang sama “dengan tujuan utama mengatasi kerawanan pangan global yang semakin meningkat,” kata Dujarric.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan Amerika Serikat siap untuk memberikan "surat penghiburan" kepada perusahaan pelayaran dan asuransi untuk membantu memfasilitasi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia.
Dia mencatat bahwa biji-bijian dan pupuk Rusia tidak secara langsung disetujui oleh Amerika Serikat tetapi "perusahaan sedikit gugup dan kami siap untuk memberi mereka surat penghiburan jika itu akan membantu mendorong mereka."
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, yang mengunjungi Moskow dan Kiev bulan lalu, mencoba menengahi apa yang disebutnya "kesepakatan paket" untuk melanjutkan ekspor pangan Ukraina dan ekspor pangan dan pupuk Rusia.
Perang Rusia di Ukraina telah memicu krisis pangan global dengan harga biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk melonjak.
Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum global, sementara Rusia juga merupakan pengekspor pupuk utama dan Ukraina adalah pengekspor utama minyak jagung dan bunga matahari.
Sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, pengiriman biji-bijian Ukraina dari pelabuhan Laut Hitamnya terhenti dan lebih dari 20 juta ton biji-bijian terjebak dalam silo, sementara Moskow mengatakan efek mengerikan dari sanksi Barat yang dikenakan pada Rusia atas perang telah mengganggu pupuk dan ekspor biji-bijian.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan pada hari Senin (30/5) bahwa Rusia siap untuk memfasilitasi ekspor gandum tanpa hambatan dari pelabuhan Ukraina berkoordinasi dengan Turki, menurut pembacaan pembicaraan Kremlin dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
“Sekretaris Jenderal sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan Turki dalam mengatasi situasi di Laut Hitam dan mendukung upaya Sekretaris Jenderal sendiri,” kata Dujarric. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...