Atlet Indonesia Punya Kualitas Lebih Baik dari Asia Tenggara
MAGELANG, SATUHARAPAN.COM – Para pebulu tangkis usia Junior Indonesia dinilai memiliki skill permainan yang lebih baik daripada pebulu tangkis negara lain di Asia Tenggara, selain itu para pebulu tangkis mengalami peningkatan kualitas permainan di Junior Master sejak penyelenggaraan turnamen ini hari Senin (11/1) hingga hari Jumat (15/1).
“Kami melihat secara skill permainan, para pemain junior kita masih sedikit berada di atas para pemain junior dari negara-negara lain seperti Asia Tenggara. Hanya memang faktor power (kekuatan, red) pukulan yang masih perlu diperbaiki dan ditambah. Sedangkan untuk kemampuan teknik secara menyeluruh, mereka mempunyai kemampuan yang hampir merata dari rangking teratas sampai dengan yang terbawah,” kata Koordinator Tim Penilai Junior Master dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Hafid Yusuf, di Gelanggang Olahraga Djarum, Magelang, Jawa Tengah, hari Sabtu (16/1).
“Semua penilaian sudah kami sampaikan ke panitia, nantinya laporan tersebut akan disampaikan kepada para klub-klub untuk menjadi bahan masukan dan evaluasi bagi para pemainnya,” Yusuf menambahkan.
Ia berharap masukan tersebut dapat memberikan dampak dan kemajuan yang maksimal bagi para atlit yang ikut di ajang Junior Master ini.
Ia menjelaskan para panelis melakukan penilaian dengan didasarkan pada penilaian individu dari masing-masing pebulu tangkis. Faktor lain yang juga dicermati oleh para panelis adalah faktor usia yang juga akan menentukan sejauh mana atlet tersebut dapat dikembangkan baik dari sektor fisik maupun teknik bermain.
Sepanjang pertandingan berlangsung ada lima panelis pemandu bakat yang memantau dan memberikan penilaian kepada semua pemain yang mengikuti turnamen ini. Kelima panelis tersebut adalah Hafid Yusuf sebagai koordinator panelis, Sarwendah Kusumawardhani, Enroe Suryanto, Endang Nursugianti dan Deni Danuaji.
Kriteria penilaian para panelis ini didasarkan atas beberapa hal seperti kualitas pukulan, sportifitas di lapangan, footwork (penguasaan lapangan), potensi atlit tersebut di masa depan dan skill bermain yang meliputi kemampuan menyerang, bertahan, variasi pukulan dan cara bermain.
“Secara keseluruhan para atlet mengalami perkembangan yang cukup baik dibandingkan Junior Master sebelumnya,” Yusuf menjelaskan.
Kriteria penilaian para panelis ini didasarkan atas beberapa hal seperti kualitas pukulan, sportifitas di lapangan, footwork (penguasaan lapangan), potensi atlit tersebut di masa depan dan skill bermain yang meliputi kemampuan menyerang, bertahan, variasi pukulan dan cara bermain. (badmintonindonesia.org).
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...