Atlet Selandia Baru Mengaku “Diculik Polisi” di Rio de Janeiro

RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Seorang atlet Selandia Baru yang tinggal di Rio de Janeiro, hari Senin (25/7), menuduh polisi bersenjata menculik dan memaksanya pergi ke mesin ATM untuk menarik uang.

Insiden tersebut adalah serangan terbaru yang menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan di Rio selama Olimpiade yang akan dimulai pada 5 Agustus nanti.

“Apa yang kalian alami kemarin Saya diculik. Olimpiade hebat!” cuit Jason Lee, seorang atlet seni bela diri yang belajar aliran bela diri jiujitsu Brasil.

Menurut Lee, dia sedang pulang dari turnamen jiujitsu dengan menggunakan mobil sewaan ketika disetop oleh dua pria berseragam polisi yang mengendarai sepeda motor. Mereka meminta denda sebesar 2.000 real Brasil (sekitar Rp 8 juta), mengatakan bahwa dokumennya tidak sah.

Lee mengatakan kepada situs berita Selandia Baru stuff.co.nz bahwa ketika dia menjelaskan tidak memiliki uang sebanyak itu, polisi kemudian mengawalnya ke kantor kepolisian dan memaksanya masuk ke sebuah mobil tanpa plat dan membawanya ke sebuah ATM.

Menurut Lee, ketika dia berusaha melaporkan insiden itu ke sebuah kantor kepolisian, dia diberi tahu seorang petugas di sana “bahkan kami takut” dengan petugas yang diduga melakukan penculikan itu.

Pada Senin, departemen kepolisian yang bertugas menangani masalah wisatawan mengeluarkan sebuah pernyataan yang membenarkan bahwa Lee telah mengajukan pengaduan terkait “aksi penyetopan yang dilakukan kepolisian militer.”

“Penyelidikan sedang dilakukan untuk menyelidiki aksi kejahatan tersebut,” ungkap pernyataan.

Sekitar 85.000 polisi dan tentara dikerahkan untuk Olimpiade, dua kali lipat jumlah personel yang dikerahkan dalam Olimpiade London pada 2012, saat pihak berwenang berupaya menindak aksi kejahatan di jalanan yang merajalela. (AFP/Ant)
 

Editor : Eben E. Siadari